INDAH SUSANTI/RADAR KUDUS |
Untuk Kudus ada dua perguruan atau sekolah tinggi yakni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan Universitas Muria Kudus (UMK). Salah satunya di UMK yang dihadiri sekitar 186 mahasiswa.
Film yang berdurasi kurang lebih 1,5 jam ini menceritakan tentang isi pidato Ir. Soekarno yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Cuplikan dalam film tersebut Soekarno menegaskan bahawa negara yang merdeka harus punya dasar yang kuat supaya menjadi negara merdeka yang kekal dan abadi.
”Seperti negara Arab Saudi, Unisoviet dan lainnya yang sebelumnya sudah lama menyusun dasar negara untuk menjadi tonggak penegak kemerdekaan. Negara yang merdeka adalah politik indepedent,” tegasnya Soekarno dalam berpidato.
Sementara itu, Ketua badan eksekutif mahasiswa (BEM) UMK Safiq mengatakan, mengundang juga dua narasumber yang terlibat langsung dalam penggarapan film tersebut yakni Gunawan dan asisten sutradara Emil.
”Ya, tujuan untuk diputarkan film tersebut mengingatkan kembali Pancasila, bagaimana Soekarno memperjuangkan untuk merumuskan isi Pancasila seadil-adilnya yang tidak memihak agama, golongan dan RAS, karena Indonesia beragam budaya dan agama,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, isu-isu yang sekarang lagi marak ingin memecah belah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengatasnamakan agama Islam dan kelompok-kelompok radikal bermunculan.
Mahasiswa jadi tahu, Soekarno membuat Pancasila dengan kata bangsa karena tidak berpihak pada satu agama atau golongan tertentu. Dia menjelaskan, sebagai mahasiswa jangan terlalu gegabah dengan isu-isu yang berkembang yang memicu SARA. (san)
”Seperti negara Arab Saudi, Unisoviet dan lainnya yang sebelumnya sudah lama menyusun dasar negara untuk menjadi tonggak penegak kemerdekaan. Negara yang merdeka adalah politik indepedent,” tegasnya Soekarno dalam berpidato.
Sementara itu, Ketua badan eksekutif mahasiswa (BEM) UMK Safiq mengatakan, mengundang juga dua narasumber yang terlibat langsung dalam penggarapan film tersebut yakni Gunawan dan asisten sutradara Emil.
”Ya, tujuan untuk diputarkan film tersebut mengingatkan kembali Pancasila, bagaimana Soekarno memperjuangkan untuk merumuskan isi Pancasila seadil-adilnya yang tidak memihak agama, golongan dan RAS, karena Indonesia beragam budaya dan agama,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, isu-isu yang sekarang lagi marak ingin memecah belah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengatasnamakan agama Islam dan kelompok-kelompok radikal bermunculan.
Mahasiswa jadi tahu, Soekarno membuat Pancasila dengan kata bangsa karena tidak berpihak pada satu agama atau golongan tertentu. Dia menjelaskan, sebagai mahasiswa jangan terlalu gegabah dengan isu-isu yang berkembang yang memicu SARA. (san)
Berita Terbaru :
- QRIS Satukan Transaksi Digital, UMKM Kebumen Semakin Mudah Jualan
- TMMD Bangun Jalan Rabat Beton di Desa Tugu
- Luncurkan Jersey Baru, Kebumen Angels Optimis Tatap Musim 2025
- Pemkab Kebumen Raih WTP dari BPK-RI Delapan Kali Berturut-Turut
- Presiden Kurban di Kebumen, Sapi 950 Kg Milik Warga Klirong
- Infrastruktur Jadi Fokus Pembangunan Kebumen di Tahun 2025
- Pemkab Kebumen Bakal Buka Kembali Pendaftaran Kios Kapal Mendoan