![]() |
ISTIMEWA |
Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa/Kecamatan Ayah, belum laam ini, melibatkan semua siswa-siswa SDN Kutosari yakni SDN 1, SDN 2 SDN, SDN 3, SDN 4, SDN 5, SDN 6 dan SDN 7. Kegiatan dilaksanakan dengan menanam 1.000 pohon mangrove secara serantak di kawasan Pantai Logending.
Kepala SDN 2 Kutosari Ari Karyani MPd mengatakan, hutan mangrove sangat bermanfaat besar bagi penduduk yang tinggal di kawasan pantai. Selain mampu mencegah abrasi dan tsunami, tanaman mangrove juga dapat mencegah peresapan air laut ke daratan. Oleh karena itu, upaya pelestarian hutan mangrove harus terus digalakkan. “Kami berharap para siswa mampu mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Ini sangat penting bagi mereka kelak ketika sudah dewasa,” terangnya.
Kegiatan penanaman mangrove, lanjutnya, juga merupakan bagian dari kepedulian para guru SDN Kutosari Kebumen. Hutan mangrove merupakan sabuk hijau yang menjadi benteng hidup pertahanan kawasan pesisir. Keindahan hutan yang laksana lukisan hidup juga berpotensi baik menjadi tempat pariwisata. “Para siswa akan terus mengenang kegiatan ini, sampai mereka dewasa. Dengan ikut menanam maka akan tumbuh rasa memiliki, untuk turut serta menjaga kelestarian hutan,” paparnya.
Ari Karyani menambahkan, dengan adanya hutan mangrove, ekosistem di kawasan tersebut mulai pulih. Beberapa spesies binatang laut dan burung yang lama tidak ditemukan, kini telah hadir kembali dan menjadi penghuni tetap hutan. Kelestarian hayati merupakan hal yang penting agar generasi selanjutnya dapat pula melihat beberapa spesies tersebut. “Kita yang hidup pada masa kini, harus terus berupaya menjaga kelestarian alam. Sebab alam ini merupakan titipan anak cucu, bukan sekedar warisan nenek moyang,” ucapnya. (mam)
Kegiatan penanaman mangrove, lanjutnya, juga merupakan bagian dari kepedulian para guru SDN Kutosari Kebumen. Hutan mangrove merupakan sabuk hijau yang menjadi benteng hidup pertahanan kawasan pesisir. Keindahan hutan yang laksana lukisan hidup juga berpotensi baik menjadi tempat pariwisata. “Para siswa akan terus mengenang kegiatan ini, sampai mereka dewasa. Dengan ikut menanam maka akan tumbuh rasa memiliki, untuk turut serta menjaga kelestarian hutan,” paparnya.
Ari Karyani menambahkan, dengan adanya hutan mangrove, ekosistem di kawasan tersebut mulai pulih. Beberapa spesies binatang laut dan burung yang lama tidak ditemukan, kini telah hadir kembali dan menjadi penghuni tetap hutan. Kelestarian hayati merupakan hal yang penting agar generasi selanjutnya dapat pula melihat beberapa spesies tersebut. “Kita yang hidup pada masa kini, harus terus berupaya menjaga kelestarian alam. Sebab alam ini merupakan titipan anak cucu, bukan sekedar warisan nenek moyang,” ucapnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Pompa Pemprov Berhasil Surutkan Banjir di Sayung Demak
- Urai Macet Akibat Rob Sayung, Kementerian PU Pasang Batas Beton
- Ratusan Peserta Ikuti FLS3N Kebumen 2025
- Minimarket Dibobol, Ratusan Bungkus Rokok Digasak
- Tangani Anjing Liar di Jl Pramuka, Petugas Luka
- Gelar Seleksi, Persak Kebumen Targetkan Juara di Piala Soeratin 2025
- Resahkan Warga, Tambang Emas Buayan Minta Ditutup