![]() |
agung/ekspres |
Pimpinan kegiatan Drs Eko Riyanto yang juga menjabat Kasi Museum Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional Diadikbudpora mengatakan, jamasan pusaka dan ruwatan merupakan agenda tahunan yang diadakan sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa. Pada tahun ini, ruwatan diikuti sebanyak 27 bocah sukerto, sedangkan penjamasan dilakukan terhadap 1.026 bilah pusaka koleksi Museum Tosan Aji.
“Bagaimanapun jamasan pusaka yang ada di museum dan tradisi ruwatan merupakan aset peninggalan budaya Jawa yang harus terus dirawat dan dilestarikan,” kata Eko.
Dijelaskan, sejumlah peserta ruwatan terdiri atas 4 anak kategori Ontang-anting, 6 anak Uger-uger Lawang, 2 anak Kembang Sepasang, 6 anak Gedono-Gedini, 3 anak Sendang Kapit Pancuran, 3 anak Pancuran Kapit Sendang, 1 anak Wujil, dan 2 anak kategori lain-lain. Prosesi ruwatan dilakukan oleh dalang Ki Joko Sumitro dengan salah satu tahapannya yakni pagelaran wayang kulit lakon Murwakala.
“Tradisi ruwatan dilakukan demi keselamatan yang sekaligus dipercaya dapat menghilangkan berbagai kesialan dan marabahaya,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dindikbudpora Drs H Muh Wuryanto MM, mengungkapkan, para pimpinan daerah dan seluruh masyarakat Purworejo memiliki kewajiban untuk melestarikan kebudayaan tradisional. Hal itu agar kebudayaan tetap bertahan dan berkembang di tengah kemajuan zaman.
“Karena itu, jamasan dan ruwatan ini merupakan kegiatan yang tidak hanya memiliki tujuan bagi yang berkepentingan saja, melainkan juga mewujudkan ikhtiar kita semua untuk melestarikan kebudayaan yang adiluhung,” kata Wuryanto. (baj)
“Bagaimanapun jamasan pusaka yang ada di museum dan tradisi ruwatan merupakan aset peninggalan budaya Jawa yang harus terus dirawat dan dilestarikan,” kata Eko.
Dijelaskan, sejumlah peserta ruwatan terdiri atas 4 anak kategori Ontang-anting, 6 anak Uger-uger Lawang, 2 anak Kembang Sepasang, 6 anak Gedono-Gedini, 3 anak Sendang Kapit Pancuran, 3 anak Pancuran Kapit Sendang, 1 anak Wujil, dan 2 anak kategori lain-lain. Prosesi ruwatan dilakukan oleh dalang Ki Joko Sumitro dengan salah satu tahapannya yakni pagelaran wayang kulit lakon Murwakala.
“Tradisi ruwatan dilakukan demi keselamatan yang sekaligus dipercaya dapat menghilangkan berbagai kesialan dan marabahaya,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dindikbudpora Drs H Muh Wuryanto MM, mengungkapkan, para pimpinan daerah dan seluruh masyarakat Purworejo memiliki kewajiban untuk melestarikan kebudayaan tradisional. Hal itu agar kebudayaan tetap bertahan dan berkembang di tengah kemajuan zaman.
“Karena itu, jamasan dan ruwatan ini merupakan kegiatan yang tidak hanya memiliki tujuan bagi yang berkepentingan saja, melainkan juga mewujudkan ikhtiar kita semua untuk melestarikan kebudayaan yang adiluhung,” kata Wuryanto. (baj)
Berita Terbaru :
- Wakil Gubernur Jateng Hadiri Peresmian Renovasi Masjid Baitul Khasan
- "Zahir Mania" dan "Anza Mania" Padati Lapangan Jatimulyo
- Kasus Stunting Kebumen Tertinggi di Gemeksekti
- Sejumlah ASN Struktural Emban Tugas Baru di Jabatan Fungsional
- DBD Merebak di Adimulyo, Warga Diminta Waspada
- Awali Tugas, Dandim Kebumen Bertemu Ulama
- HD Sriyanto Buka Suara Terkait Alasan Mundur dari Jabatan Ketum KONI Kebumen