• Berita Terkini

    Jumat, 19 Februari 2021

    Mantan Anak Buah Ikut Kritisi Bupati Yazid


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- "Pamitan" Bupati Kebumen H Yazid Mahfud sepertinya menyita perhatian sejumlah pihak untuk angkat bicara. Bukan soal pamitannya, namun paparan Bupati Yazid soal prestasinya pada acara yang berlangsung pada Rabu 17 Februari 2021 lalu.


    Saat itu, seperti sudah diberitakan, Bupati Yazid dalam acara serah terima jabatan yang juga disiarkan secara langsung melalui Televisi Lokal RatihTV Kebumen itu mememaparkan capaian kinerja positif selama masa kepemimpinan. 


    Sejumlah pihak lantas memberi sorotan. Setelah sebelumnya pengamat kebijakan Kebumen, Agung Widhianto dan pemerhati kebijakan publik Haryanto Fadeli, giliran mantan "anak buah" Bupati Yazid yakni Heri Setiyanto.


    Hery yang mantan Asisten I Setda Kebumen itu mengkritisi soal program Geopark Karangsambung-Karangbolong khususnya pembangunan gedung Geopark Karangsambung. Hery yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kebumen itu, menyebut proyek gedung  Geopark Karangsambung dinilai tidak tepat. Bahkan, lebih kepada 

    memboroskan anggaran pemerintah.


    "Mestinya yang namanya geopark arahnya pada dua hal, yaitu pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Kalau kita sudah mampu melakukan itu, orang luar pasti akan datang ke Kebumen, tidak perlu membangun gedung fisik yang besar-besar karena itu sangat memboroskan anggaran di pemerintahan," ujar Heri, kemarin (19/2/2021)).


    Heri mengingatkan, program geopark Karangsambung-Karangbolong yang dicanangkan untuk mendapat pengakuan Unesco oleh Bupati Yazid itu bukan soal fisik semata, apalagi "hanya gedung". Namun, lebih kepada pemberdayaan masyarakat dan melestarikan lingkungan.  Selain butuh dukungan masyarakat, program ini juga harus didukung seluruh OPD yang ada. 


    "Dua hal ini belum tersentuh dan Pemerintah hanya lebih fokus pada pembangunan fisik dengan anggaran mencapai miliaran rupiah. Pembangunan gedung yang megah tidak ada apa-apanya tanpa dibarengi kemampuan dari masyarakat dalam mengelola alam menjadi sesuatu yang berharga, tanpa merusak lingkungan. Nah! masyarakat ini harus diberdayakan dulu, agar mereka siap dengan kehadiran geopark," papar  Heri.


    Tak hanya soal program Geopark, Heri juga menyoroti  klaim Bupati Yazid  soal kesuksesannya dalam melebarkan jalan di area stasiun kereta api. Program itu memang bagus. Namun yang harus diingat, program ini merupakan program nasional dari pusat yang sudah dicanangkan sejak lama.


    Heri malah berpendapat Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto lah yang memiliki peran lebih besar dalam hal ini. Terutama soal terobosoannya menjadikan sejumlah kereta eksekutif berhenti di stasiun Kebumen. Menurut Heri ini sangat bermanfaat untuk mobilitas warga Kebumen.


    "Kalau soal kereta, kebetulan saya juga sering naik kereta dan ngobrol dengan orang-orang KAI. Saya juga banyak yang kenal. Itu mereka menyebutnya ya selalu Pak Arif. Terus juga pernah mengikuti beliau dalam program kerjasama dengan KAI. Alhamdulillah dari hasil lobi-lobi beliau, sekarang kereta eksekutif berhenti di Kebumen," imbuhnya.


    Bahkan bila dicermati, masih kata Heri, paparan Bupati Yazid  hanya menyebut perencanaan program, yang belum terealisasi. Misalnya, sejak awal menjabat ingin membangun Masjid Raya Kebumen seperti daerah lain. Namun sampai saat ini mengaku belum bisa terlaksana.


    "Terus saya sama Pak Fuad (Mohammad Yahya Fuad, bupati sebelumnya) setiap tahun punya program mendirikan masjid besar di pingir jalan nasional. Masjid Agung sudah ada, tapi masjid raya kita belum ada. Nah ini sama sekali belum juga terwujud," imbuh Heri.


    Lalu, setali tiga uang, soal rencana membangun rusunawa untuk warga yang tinggal di pinggir sungai. Program ini masih belum terlaksana. Termasuk relokasi pedagang kaki lima di sekitar alun-alun ke tempat khusus kuliner Kebumen juga belum terlaksana. Begitu juga pelebaran jalan Pemuda yang ingin dibuat seperti Malioboro, Yogyakarta juga belum terlaksana.


    "Kita rencana membuat rusunawa sudah disetuji sama Pak Menteri. Tapi dengan catatan yang mau menempati harus by name dan by andres. Nah ini yang masyarakat nggak mau. Tidak mau dipindah. Karepe sampai roboh di situ tidak mau pindah. Lah itulah warga kita, susah. Sehingga program itu akhirnya gagal," ujar Heri lagi.



    Bupati Yazid juga menyebut Perda paling banyak dilanggar itu adalah Perda Kaki Lima. Ia sudah lama ingin melakukan pengusuran atau relokasi pedagang kaki lima di alun-alun tapi belum terlaksana." Ya gimana mau diusir, saya tidak tega karena banyak warga saya yang jualan di sini, orang Kutosari," kata Heri.


    Heri kemudian menyoroti angka kemiskinan di Kebumen yang sakarang naik jadi 17,11 persen. Belum lagi Pengangguran semakin banyak. Pendidikan di Kebumen pun masih rendah. Ia menyebut berdasarkan data Badan, Perencanaan, Penelitian, Pengembangan, Daerah atau Bappeda, 40 persen warga Kebumen hanya lulus SD."Selebihnya lulus SMP, dan SMA ke depan tidak bisa kepakai," katanya.


    Belum lagi soal angka pengangguran yang tinggi. Diperparah dengan penanganan covid-19 yang terus naik. Dari data resmi Pemkab Kebumen, saat ini jumlah terkonfirmasi Covid-19 ada 6.424 orang. Angka kematian menjadi 241 orang, atau naik 3,8 persen masih cukup tinggi. 


    "Agenda pemulihan ekonomi juga belum berjalan dengan baik. PAD tahun ini hanya Rp 370 miliar, turun dari tahun sebelumnya, yakni Rp420 miliar. Ini semua karena Pandemi covid,”sebutnya.


    Tidak hanya itu, sektor pariwisata juga belum bisa dikelola maksimal. Selain promosi yang masih kurang, infrastruktur juga belum memadai. Saat ini banyak jalan-jalan rusak di berbagai wilayah kecamatan di Kebumen, hampir merata.


    Banyaknya keluhan warga soal buruknya soal infrastruktur bahkan sering disampaikan kepada Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto saat melakukan pertemuan dengan para kepala desa di berbagai kecamatan. Mereka para kepala desa ini rata-rata mengeluh soal infrastruktur. Jalan kabupaten yang menguhubungkan antar kecamatan banyak yang rusak tidak diperbaiki.

    Para kepala desa ini pun menaruh harapan besar kepada Arif sebagai bupati Kebumen terpilih, ke depan agar bisa secepatnya memperbaiki jalan yang rusak. Karena jalan adalah urat nadi perekonomian warga. Ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata semua sangat tegantung pada kondisi jalan.Jika jalan bagus, maka semua sektor akan bergerak dengan cepat.

    Terkait hal ini, Heri juga berharap, ke depan satu persatu persoalan yang ada di Kebumen mampu diatasi dengan baik oleh bupati terpilih Arif Sugiyanto bersama wakilnya Ristawati Purwaningsih. "Membangun Kebumen menjadi kabupaten maju memang bukan hal yang mudah dan berat tantangannya. Namun saya yakin pasangan Arif-Rista mampu menjalankan tugasnya dengan baik membawa Kebumen kedepan semakin sejahtera," katanya.


    Pada bagian lain, Ketua KSPSI Akif Fatwal Amin ikut mengkritisi paparan Bupati Yazid. Pihaknya menegaskan Dimasa Pemerintah Bupati H Yazid permasalahan-permasahan pekerja/buruh di Kebumen belum terperhatikan secara maksimal. Ini baru sebatas menentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) saja. 

    Namun pelaksanaan dan penerapannya masih sangat kurang, tidak ada berubahan yang berarti dari pemerintahan sebelumnya. “Ya hanya sebatas persetujuan usulan UMK ke Gubernur saja. Namun tidak ada upaya-upaya terobosan agar perusahaan-perusahaan bisa memberikan upah sesuai UMK. 

    Akif berharap untuk pemerintah periode berikutnya dapat mengatasi permasalahan utama kaum pekerja/buruh. Dan UMK itu juga menjadi salah-satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap status kabupaten termiskin. 


    "Apalagi di masa pendemi ini, para pekerja sektor transportasi benar-benar memprihatinkan nasibnya.  Berangkat kerja malah nombok seringnya, ngga kerja juga jadi cekcok sama keluarga. Beberapa awak angkutan lebih memilih tetap menjalankan trayek meski harus merugi," tegasnya.



    Sementara, Koordinator Migrant Care Kebumen Syaiful Anas mengatakan selama Bupati H Yazid memimpin terdapat beberapa capaian yang bagus. Seperti pelayanan satu atap pekerja migran. Ini sangat membantu untuk para buruh migran. Namun dapat sektor perlindungan masih belum maksimal.



    Saat ada kasus terkait buruh migran respon pemeritah sangat lamban. Artinya masih dilempar-lempat dan menunggu dari Provinsi. Padahal di Kebumen sendiri yakni Pemerintah Daerah mempunyai wewenang untuk membantu dan mengeksekusi kasus tersebut.



    "Kedepannya yang perlu dilakukan yang perlunya revisi perda dan memaksimalkan peran dari satu atap di MPP. Selama ini saya lihat belum maksimal juga, masih ada sponsor atau calo dari PJTKI dan PT yang aktif ke satu atap dan sedikit sekali akses untuk calon pekerja. Kedepan kami berharap sosialisasi lebih masih ke desa-desa yang menjadi kantong bagi pekerja migran,” ucapnya.



    Seperti diketahui, masa kepemimpinan Bupati KH Yazid Mahfudz berakhir pada 17 Februari 2021. Selepas Bupati Yazid, tampuk pimpinan Kebumen bakal dipegang Arif Sugiyanto yang bersama pasangannya Ristawati Purwaningsih dinyatakan sebagai pemenang Pilkada 2020. Namun demikian, Arif yang sebelumnya Wakil Bupati Kebumen itu masih menunggu pelantikan yang dijadwalkan pada akhir Februari 2021. Dalam masa transisi kepemimpinan ini, Sekretaris Daerah Ujang Sugiono ditunjuk sebagai Plh Bupati. (fur/mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top