• Berita Terkini

    Kamis, 18 Juni 2020

    Kritik "Pejabat Cukur Gundul", Dewan Desak ASN Kebumen Jalani Rapid Test

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Munculnya kembali kasus Covid-19 di Kebumen disikapi DPRD Kebumen dengan mendesak aparatur sipil negara (ASN) melakukan rapid test. Selama ini, rapid test baru dilakukan kepada masyarakat, terutama di pasar-pasar tradisional.

    Jumlah yang telah diperiksa selama rapid test di 31 lokasi mencapai 12.589 orang. Ini dengan rincian 12.438 non reaktif dan 151 orang reaktif dan ditindaklanjuti dengan test berikutnya.

    Wakil Ketua DPRD Kebumen Yuniarti Widayaningsih menyampaikan pelaksanaan rapid test kepada ASN sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini juga sebagai bentuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Bukan malah dengan cukur gundul, yang kemudian dipersepsikan oleh masyarakat bahwa Kebumen telah terbebas dari Covid-19," tutur Sheally, panggilan akrab Yuniarti Widayaningsih, Kamis (18/6/2020).

    Politisi Partai Golkar tersebut menjelaskan tindakan cukur gundul yang dilakukan oleh sejumlah pejabat Pemkab beberapa waktu lalu, sebagai ungkapan suka cita atas kondisi new normal dinilai terlalu prematur. Bahkan hal tersebut juga dikritik langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas deklarasi new normal di Kebumen yang terlalu dini itu.

    Kekhawatiran Sheally pun terbukti dengan adanya euforia atas new normal tersebut. Di mana masyarakat lantas berbondong-bondong menyerbu objek wisata Pantai Setrojenar Buluspesantren dan lainnya. Dan akhirnya petugas pun kewalahan mencegahnya. Kendati, kini sudah dapat ditutup sementara. "Hal ini dikhawatirkan juga masyarakat menjadi ayem. Beda ketika saat Kebumen pertama kali, yang ada satu orang meninggal dunia karena Positif Covid-19, semua melakukan antisipasi oleh semuanya," terang Sheally.
    Menurut Sherlly dengan adanya deklarasi new normal yang diikuti cukur gundul, bahkan juga sujud syukur, menjadikan persepsi masyarakat terhadap corona langsung hilang. Padahal beberapa waktu kemudian muncul kembali kasus positif corana hal ini kian membuat masyarakat tersentak. "Ini tentu menjadi pekerjaan gugus tugas," imbuhnya.
    Saat ini diketahui bertambah dua pasien positif Covid-19 setelah penerapan new normal. Total menjadi 36 orang, di mana 32 orang dinyatakan sembuh dan dua meninggal. Sedangkan dua lainnya dirawat di rumah sakit.

    Dalam penanganan Covid-19, Sheally melihat Pemkab hanya menonjolkan hasil semata. Sayangnya hasil tersebut tidak linier dengan kinerja. Bahkan kinerja yang dilakukan tidak menyeluruh." Buktinya sampai sekarang, ASN belum dirapid test. Padahal, anggaran yang disediakan cukup besar," paparnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Sheally juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Kebumen yang sudah mendeklarasikan new normal. Kendati demikian harus terus dilakukan edukasi kepada masyarakat bahwa new normal bukanlah kondisi normal seperti sebelum wabah corona terjadi. Namun pembiasaan kebiasaan hidup baru agar masyarakat tetap bisa melakukan kegiatan produktif di tengah wabah pandemic corona.

    Selain itu, edukasi juga penting agar semua pihak tidak mengendorkan kewaspadaan karena menganggap Kebumen sudah menjadi zona hijau, sebab jumlah penderita yang positif corona sempat nol. Pelaksanaan protocol Kesehatan mutlak dilakukan dalam semua lini kehidupan masyarakat. Memang sudah ada peraturan Bupati yang mengatur itu, namun hal tersebut akan menjadi macan kertas saja kalau pelaksanaan nya di masyarakat tidak diawasi stakeholder dan di evaluasi.

    Fenomena membanjirnya masyarakat mendatangi obyek – obyek wisata bahkan banyak diantaranya tidak menggunakan masker, setelah dekalarasi new normal kemarin menjadi indikasi bahwa ada persepsi yang tidak tepat dalam benak masyarakat dalam mengartikan new normal ini. Disinlah peran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kebumen untuk melakukan edukasi,” jelasnya.

    Meskipun sudah di deklarasikan new normal dan sempat zero penderita covid, lanjutnya, wabah tersebut tidak boleh dijadikan pencitraan siapapun. Sebab hal itu merupakan hasil kerja seluruh pihak yang sudah berkontribusi maksimal dalam penanganan wabah. Ini mulai dari tim di tingkat RT, Desa hingga Kabupaten. Bahkan kemudian ada penambahan positif covid seharusnya tidak usah malu dan tidak usah ditutupi. Melainkan publikasikan saja ke masyarakat. Selain sebagai bagian edukasi kepada masyarakat ini juga agar tetap waspada covid. Selain itu juga sebagai wujud transparansi Pemda dalam penanganan Covid-19.

    “Semakin masyarakat tidak diberikan informasi yang riil, maka masyarakat akan semakin terlena dengan menganggap seolah –olah covid sudah selesai. Ini adalah kondisi yang membahayakan karena bisa saja grafik positif covid yang sempat melandai bisa naik lagi,” tegasnya.

    Sheally menambahkan kampanye kebiasaan hidup new normal seharusnya beda. Ini tidak cukup seperti kampaye kebiasaan hidup pada saat pandemic. Tidak cukup hanya cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak. Gugus Tugas perlu mengkampayekan point tambahan, karena covid ini belum ada vaksinya. Sedangkan yang diserang adalah system imunitas manusia. Namun kalo imunitas pasien bagus tetap berpeluang sembuh.

    “Mestinya edukasi ke masyarakat ditambah dengan edukasi kegiatan yang bisa meningkatkan imunitas tubuh seperti tidur yang cukup, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur dan meningkatkan kualitas ibadah individu. Karena semakin dekat seseorang dengan Tuhan juga berpengaruh pada kondisi imunitasnya,” katanya.
    Terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kebumen Aden Andri Susilo membeberkan alokasi anggaran sesuai penerapan perbup untuk penanganan corona sebesar Rp 2,6 miliar pada belanja tidak terduga (BTT). Sedangkan totalnya mencapai Rp 89,2 miliar.  "Tapi itu di dalamnya ada untuk pemenuhan pilkada dan penanganan paska Covid-19," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top