• Berita Terkini

    Kamis, 07 November 2019

    RMT Gelar Pelatihan Pemetaan Budaya Digital

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Roemah Martha Tilaar (RMT) mengadakan program pemetaan budaya. Ini diawali dengan pelatihan metode SMART yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.  Pelatihan dilaksanakan guna mendukung masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam membangun basis data budaya.

    Hingga kini banyak modal budaya di daerah yang belum dapat terdokumentasi dengan baik. Ini dimungkin disebabkan minimnya proses inventarisasi dan dokumentasi. Itu tentu akan menjadi hambatan dalam proses pelestarian dan pengembangan berbagai bentuk kebudayaan daerah.

    Pelatihan tersebut ditekankan pada penggunaan software Spacial Monitoring and Reporting Tool (SMART). Pelatihan yang dipadukan dengan aplikasi Cyber Tracker. Program tersebut awalnya dikembangkan untuk melakukan monitoring terhadap beragai aset di lingkungan alam dan suaka marga satwa. Dalam perkembangannya ternyata SMART dapat diaplikasikan ke berbagai bidang. Sementara untuk bidang pemetaan budaya, RMT Gombong menjadi inisiator pertamanya.

    Trainer SMART Dhoni Saputra dari Kampung Bogor mengemukakan software ini selain mampu melakukan pemetaan lokasi secara presisi, juga dilengkapi fitur pencatatan dan monitoring terhadap kondisi obyek yang dipetakan. “Dengan melakukan monitoring reguler akan dapat dilakukan kajian-kajian terkait kebijakan yang perlu diambil, dalam konteks ini yaitu pelestarian dan pengembangan aset budaya,” tuturnya.

    Pelatihan ini selain diikuti oleh Tim dari Roemah Martha Tilaar juga diikuti oleh beberapa relawan yang berasal dari beberapa desa di Kebumen. Mereka direkrut dari para penggerak desa yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan wilayah dan memiliki minat untuk mendalami aspek kebudayaan.

    Pada hari pertama, peserta diajak mengenali dasar-dasar pemetaan. Selain itu juga dikenalkan berbagai fitur yang tersedia pada aplikasi SMART dan Cyber Tracker. Hari kedua peserta dikirim ke lapangan untuk melakukan simulasi pemetaan sekaligus mencoba mengoperasikan aplikasi pemetaan digital.

    Direktur Eksekutif Roemah Martha Tilaar Reza Adhiatma mengungkapkan wilayah sasaran obyeknya adalah beberapa desa di kawasan Kecamatan Gombong. Program pemetaan budaya kali ini difokuskan pada lima desa di Kecamatan Gombong yakni Gombong, Wonokriyo, Semanding, Wero dan Sidayu. “Pembatasan ini diharapkan akan membuat para proses pemetaan bisa lebih detail dan komprehensif. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan dalam perkembangannya ada perluasan wilayah,” katanya.
    Salah satu peserta pelatihan, Dede Ardi Saputra menyampaikan beberapa kendala awal yang dihadapi saat mengikuti pelatihan tersebut. Awalnya memang tidak mudah karena banyaknya istilah-istilah baru yang mesti dipahami. Namun dalam perkembangannya semakin lama semakin menarik. Apalagi setelah dilakukan praktek lapangan.” Saya berharap setelah kegiatan ini selesai, dapat melakukan pemetaan budaya di desa saya sendiri,” ungkap pemuda dari Desa Penimbun itu.

    Hal senada juga disampaikan peserta lain yakni Novri Chaniago. Pihaknya mengemukakan pemetaan budaya merupakan suatu hal yang masih asing di Kebumen. Pihaknya sengaja mengikuti kegiatan tersebut untuk mendapatkan pengetahuan yang bisa terapkan di desanya. “Sampai sekarang di desa kami pengetahuan tentang budaya lokal masih sangat minim, apalagi untuk anak mudanya,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top