• Berita Terkini

    Senin, 29 Juli 2019

    Masuk Islam, Pendeta Abraham Nyantri di Ponpes Al Hasani

    istimewa
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Banyak kisah unik yang terdapat di Pondok Pesantren Al Hasani Jatimulyo Jatimalang Alian. Selain banyak santri dari kalangan anak jalanan, kini juga terdapat mantan pendeta. Ya pendeta tersebut bernama asli Abraham Agus Setiono. Setelah menjadi mualaf/masuk kini pihaknya memperdalam Islam di Al Hasani.

    Setelah masuk Islam  Pendeta Protestan dari Mojokerto tersebut berganti nama menjadi Ibnu Mas’ud. Nama tersebut mempunyai arti anak yang beruntung. Menurut pengakuannya, pihaknya masuk Islam tanpa ada paksaan.

    Bahkan merupakan keinginannya dari hati nuraninya sendiri. Barbagai rintangan pun dilaluinya dengan sabar. Ini seperti meninggalkan semua orang yang dicintainya. Bahkan Ibnu Mas’ud pun harus berpisah dengan istri dan anak-anaknya untuk nyantri di pondok Al Hasani.

    Pengasuh Ponpes Al Hasani Gus Asyhari Muhammad Al Hasani kepada Ekspres menyampaikan pihaknya bertemu dengan Ibnu Mas’ud saat masih di Kediri. Dalam pertemuan tersebut, Ibnu Mas’ud terenyuh saat Gus Hary (sapaan Akrab Asyhari Muhammad) saat bercerita tentang Agama Islam. “Proses bersyahadat dilaksanakan di Kediri. Yang menuntun yakni Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Al Maghfurlah KH Idris Marzuki. Setelah itu Ibnu Mas’ud ikut saya ke Kebumen dan nyantri,” ungkapnya.

    Terdapat kisah unik saat Ibnu Mas’ud memperoleh hidayah untuk masuk Islam. Kala itu malam hari. Saat itu Ibnu Mas’ud melihat bintang berjalan. Uniknya bintang yang berjalan itu membentuk lafal Alloh.

    Dalam kesempatan tersebut, Ibnu Mas’ud menegaskan pihaknya dulu merupakan pendeta. Setelah masuk Islam pihaknya menegenal Gus Hary, dan kemudian memperdalam ilmu Agama Islam di pondoknya. Menurtnya, setelah belajar Islam baru diketahui ternyata Ilmu Agama Islam itu luas. Selain itu juga santun dan tidak radikal. Bahkan Islam sangat  menghargai sesama manusia juga mengajarkan kedamaian.

    “Selain kegiatan mengaji sekarang saya sehari-harinya juga membersihkan maqbaroh atau maqom keluarga pondok pesantren. Selain itu juga membersihkan maqbaroh masyarakat sekitar. Karena dengan membersihkan maqbaroh kita tahu bahwa kita semuanya akan meninggal dan kembali kepada Allah dan kita juga tidak lama hidup di dunia ini,” ungkapnya.

    Sementara itu Gus Hary menambahkan Islam itu Rahmatan lil alamin atau Rahmat bagi semua semesta. Islam  tidak rasis, tidak pula ada dalam kamus bahwa jika Islam mengajarkan kebencian, radikal dan Intoleran. “Islam itu mengasihi sesama dan menghargai perbedaan/toleransi. Semoga dengan masuknya Ibnu Mas’ud ke Islam dan memperdalam Agama Islam diberikan keistiqomahan dalam beribadah,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top