• Berita Terkini

    Rabu, 03 April 2019

    Masuk Mulok, Geopark harus Sesuai Kurikulum 2013

    Amirrudin
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Salah satu dari tiga unsur penting Geopark adalah edukasi. Di Kebumen wacana geopark masuk kurikulum  sekolah mulai mengemuka. Masuknya dalam kurikulum muatan lokal (Mulok).  Ini lantaran Kebumen sendiri mempunyai geopark Karangsambung-Karangbolong. Penting menyesuaian agar mulok sesuai kurikulum 2013.

    Kurikulum harus digodok secara matang. Harus disesuaikan dengan tingkatan sekolah. Misalnya kelas 1 hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Selain itu juga kelas 7 hingga kelas  9 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk kelas 1 SD paling hanya pengenalah geopark. Belum pada meteri geologi.

    Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kebumen Moh Amirudin SIP MM menyampaikan masuknya kurikulum geopark bisa saja. Namun harus digodok secara matang. Perlu diklasifikasi perkelas. Selain itu disesuaikan dengan kurikulum 2013. “Bisa saja itu dimasukkan, namun perlu pembahasan lebih lanjut,” tuturnya, Minggu (31/3) saat dihubungi via phone.

    Menurutnya,  pembahasan dilaksanakan dengan melibatkan goepark, ahli pendidikan dan pihak terkait lainnya. Hasilnya materi dapat dikonsumsi dengan baik oleh para siswa. Diharapka juga siswa mampu memahami pentingnya geopark. “Pada prinsipnya itu sangat baik. Tinggal bagaimana mengemasnya agar sesuai,” terangnya.

    Sebelumnya Chief Presiden Geopark Global Network Emertius Dato' Ibrahim Komoo dari Malaysia menyampaikan tiga komponen penting dalam pengembangan geopark. Ini meliputi  menjaga kelestarian alam. Edukasi bagi masyarakat. Pengembangan geowisata lingkungan setempat. Edukasi perlu dilakukan oleh pemerintah dan para ahli geologi. Dengan mengkampanyekan menjaga kelestarian alam.

    Mantan President Asia Pacific Geoparks Network (APGN) ini menjelaskan eduksi terbagi dalam tiga hal yakni formal, non formal dan informal. Formal seperti sekolah.  Yakni memasukkan geopark ke dalam kurikulum muatan lokal. Untuk non formal yakni pendidikan ke masyarakat. Pesertanya bisa ibu-ibu atau perkumpulan wanita. Informal lebih kepada penyampaian kepada masyatakat melalui lingkungan. Bisa lewat tulisan, pamflet atau banner.

    Edukasi Geopark dilakukan dalam metode pendidikan formal, non formal dan informal. Dengan demikian, sasaran yang diperoleh tidak hanya warga sekitar kawasan Geopark tetapi juga pelajar, pemuda dan masyarakat luas. "Minimnya pengetahuan masyarakat menjadikan situs warisan alam dirusak. Kehadiran Geopark diharapkan mampu menghadapi dan memelihara warisan alam ini," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top