• Berita Terkini

    Rabu, 20 Februari 2019

    Liong Naga Meriahkan Kiran Cab Go Meh

    Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kirab budaya Cap Go Meh kembali dihelat oleh Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kong Hwie Kiong Kebumen, Selasa (19/2/2019).  Tak hanya budaya Tionghoa, sejumlah kesenian Jawa bahkan Kebumen turut memeriahkan kegiatan yang lebih dikenal dengan Jut Bio tersebut. Tak pelak, suasana terlihat semarak.

    Kirab mengambil start di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) yang biasa disebut Klenteng Kong Hwie Kiong di Jalan Pramuka Kebumen. Dari sana, peserta menyusuri Jalan Pemuda ke utara hingga Tugu Lawet. Selanjutnya, mereka menyusuri Jalan Pahlawan ke arah barat hingga SMP 3 Kebumen.

    Masuk ke Jalan S Parman, rombongan kirab melanjutkan perjalanan melalui Jalan Mayjen Sutoyo hingga simpang empat Bakso Urip. Kemudian berbelok ke selatan melalui Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kolonel Sugiyono dan kembali ke klenteng. Ribuan warga menyemut di sepanjang rute. Mereka pun tak lupa mengabadikan momen tersebut dengan ponsel.

    Pantuan koran ini, kemeriahan sudah terasa sejak sebelum dimulainya prosesi kirab. Kemudian, kesenian khas Tionghoa seperti barongsai dan liong ditampilkan. Kemudian, arak-arakan drum band, gowes odong - odong, kesenian ebleg, angklung, hingga tek-tek turut mewarnai kemeriahan kemarin. Juga, kesenian asli Kebumen yakni barong dan cepetan. Tak lupa, patung dewa diarak sepanjang rute.

    Panitia Kegiatan, Santoso Budiawan mengatakan, pada kirab itu merupakan prosesi membawa rupang (patung) tuan rumah Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen Dewa MakcoThian Sang Senmu Klenteng dikeluarkan dan ikut diarak keliling Kota Kebumen.  "Ini bukan hanya sekedar ritual arak-arakan. Tetapi juga diyakini sebagai ritual untuk mendatangkan keberuntungan dan menjauhkan dari musibah," katanya ditemui di sela acara.

    Tak hanya itu acara Cap Go Meh juga dilanjutkan pada malam harinya. Dengan bertempat di Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen acara malam perayaan Cap Go Meh kali ini digelar berbagai atraksi barongsai dan liaong.

    Pada malam Cap Go Meh, panitia menggelar pesta kembang api yang mengundang ribuan masyarakat. Selain itu, berbagai sajian kuliner nusantara disedikan secara gratis bagi masyarakat.

    Santoso menambahkan, perayaan Cap Go Meh sekaligus menjadi bukti bahwa masyarakat bersatu dalam keberagaman. Inilah yang patut dipertahankan. "Perayaan Cap Go Meh bukan hanya milik keturunan Tionghoa saja. Namun, merupakan kebudayaan bersama yang harus dilestarikan," ungkapnya. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top