• Berita Terkini

    Sabtu, 03 November 2018

    STIE PB Kebumen Dampingi UMKM Songkok

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Putra Bangsa melaksanakan pendampingan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. STIE Putra Bangsa menggelar pelatihan untuk mendampingi para UMKM sebagai mitra binaan.

    Pelatihan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu itu, bukan hanya dalam pengembangan produk melainkan juga meningkatkan kemampuan memahami pasar. Pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan daya saing industri.

    Kegiatan pelatihan diikuti oleh para pengrajin songkok yang merupakan mitra program kegiatan Program Kegiatan Masyarakat (PKM). Dalam melaksanakan kegiatan STIE Putra Bangsa mendapat dukungan dari Kemenristekdikti, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pengembangan produk dan peningkatan pasar.
    Kegiatan dilakukan dengan menggandeng dua mitra binaan yakni usaha songkok merek Dolar Mas milik Moh Bisri Mustofa dan songkok merek Bir Ali milik Fajar Subhi. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai produk dan pasar.

    Ketua Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Sigit Wibawanto SE MM kegiatan dapat terlaksana berkat program pengabdian masyarakat dari Kemenristekdikti yang dijalani selama satu tahun ini. “Songkok sebagai produk yang berbasis budaya, masih cukup relevan untuk dikembangkan sebagai produk massal dan memiliki nilai yang layak menjadi industri fashion kedepan” tuturnya.

    Dijelaskannya, dalam menyiapkan pengembangan pasar yang kompetitif, pengrajin songkok harus mampu membuat varian produk dari produk yang selama ini dibuatnya. Peningkatan desain harus selalu disesuaikan dengan perubahan yang berkembang  sesuai kebutuhan pasar. “Latihan dan pengalaman orang lain dapat menjadi sumber inspirasi. Kuncinya adalah harus bisa terinspirasi,” jelasnya.

    Selama ini songkok yang dibuat pengrajin dikemas dalam satu jenis desain. Dengan adanya pelatihan diharapkan pengrajin dapat terus berinovasi dan menciptakan varian produk dengan kemasan baru untuk beberapa variasi pilihan songkok yang dibuatnya. “Hal ini penting agar pengrajin dapat menghadapi persaingan dan permintaan pasar untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya,” ucapnya didampingi dosen Prodi Manajemen Marynta Putri Pratama SE MSi  dan Muhamad Baehaqi SE MM.(mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top