• Berita Terkini

    Senin, 01 Oktober 2018

    Setelah Gempa, Satu Perumahan Dilumat Air Berlumpur

    PALU – Dua lokasi yang terdampak gempa bumi berkekuatan 7,7 SR di Sulawesi Tengah pada Jumat malam (28/9) yakni, Kelurahan Petobo, Kota Palu, dan Desa Jonooge, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, belum mendapat penanganan tim evakuasi. Proses evakuasi dilakukan seadanya oleh pihak keluarga masing-masing.


    Kerusakan di dua wilayah tersebut, berdasar pengamatan Radar Sulteng, cukup parah. Sebab, lokasi tersebut berubah menjadi lautan lumpur dan sebagian besar rumah maupun fasilitas umum tenggelam. Dari lokasi bencana, keluar sumber air bercampur lumpur dan saat kejadian, keluar bunyi ledakan. Sabtu siang satu jenazah ditemukan bersama satu orang yang selamat.


    Berdasar identifikasi pihak Rumah Sakit Tora Belo Sigi, jenazah perempuan diidentifikasi bernama Ibu Tumiran, 60, dan korban selamat Kodzin, 25. Dua korban terseret pusaran air bercampur lumpuh sejauh sekitar 10 km. Sedangkan satu korban sebelumnya bernama Zainal Abidin, 46, belum dimakamkan dan masih disimpan di kamar jenazah. ”Belum ada pegawai yang mau mengurus jenazah sehingga korban belum dimakamkan,” kata Sul, keluarga korban.


    Sul menceritakan, jenazah Zainal Abidin ditemukan di reruntuhan rumah dalam posisi memeluk bayi yang selamat. Sedangkan istrinya, Dewi, juga selamat, tapi mengalami luka-luka dan kakinya patah. Sejak kemarin, tiga korban yang selamat maupun meninggal masih berada di RS Tora Belo Sigi bersama puluhan korban selamat lainnya. Perawatan dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan tenda seadanya.


    Diperoleh informasi, akses menuju lokasi bencana di Desa Jonooge masih lumpuh. Banyak badan jalan yang terbelah dan berubah jadi gundukan. Jembatan pun ambruk dan rusak berat. Satu-satunya akses harus memutar via pinggiran Pegunungan Paneki.


    Sementara itu, wilayah Kota Palu yang juga belum tersentuh proses evakuasi adalah Kelurahan Petobo. Hampir satu kelurahan wilayah tersebut berubah menjadi padang lumpur. Perumahan BTN dan permukiman penduduk setempat dilumat air bercampur lumpur yang berasal dari perut bumi. Material rumah bercampur kendaraan berserakan hingga menggunung.


    Belum diketahui jumlah korban jiwa di dua wilayah terisolasi tersebut. Yang jelas, hingga kemarin sanak keluarga yang masih hidup, termasuk wartawan koran ini, mencari jasad ibu hamil bersama anak berusia 6 tahun. Para keluarga hanya bisa memandangi tumpukan lumpur bercampur material perumahan sambil menangis. Tidak peduli hujan atau panas, para keluarga bertahan di sekitar lokasi sambil menunggu keajaiban. (lib/c10/kim)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top