• Berita Terkini

    Senin, 01 Oktober 2018

    Terkait Isu Penjarahan, Mendagri Ikut Ganti Rugi Toko-Toko Palu

    PALU- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo angkat bicara terkait isu penjarahan di Kota Palu. Sebelumnya, sejumlah warga diduga melakukan penjarahan terhadap sejumlah toko dan minimarket.


         Tjahjo membantah adanya perilaku penjarahan. Dalam pantauannya, memang ada sejumlah masyarakat yang mengambil barang-barang, khususnya makanan dan minuman di beberapa toko.


          "Ada toko di bandara yang rusak akibat gempa, makanan dan minuman berhamburan kemudian diambil masyarakat. Jadi bukan penjarahan," ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkat, kemarin (30/9).


         Tjahjo mengaku melihat langsung aksi warga mengambil mengambil makanan dan minuman yang berhamburan tersebut. Dia memahami kebutuhan masyarakat, mengingat belum banyak makanan, minuman, serta bantuan yang masuk meski sangat diperlukan.


         Di sisi lain, mayoritas toko juga memilih tutup. Kondisi pada hari Sabtu (29/9) lalu memang sangat darurat. Sebab, alokasi bantuan baru tiba sekitar sabtu malamnya.


         Oleh karenanya, pihaknya telah meminta Pemda memfasilitasi pembelian minuman dan makanan di toko. Tjahjo juga mengaku telah meminta langsung ke Gubernur Sulteng untuk membeli minuman dari toko yang tutup.


         Terkait pembayarannya, Tjahjo mengaku di lakukan secara gotong royong. Sehingga dia memastikan, pemilik mendapat penggantinya. "Kita gotong royong, saya juga ikut bantu beli juga," katanya.


         Namun demikian, hal itu sifatnya hanya sementara. Oleh karenanya, dia membantah isu yang menyebut korban gempa bisa mengambil semua barang-barang yang ada di toko atau pusat perbelanjaan.

    Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek menuturkam bahwa Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada korban dampak gempa dan sunami di Palu serta Donggala. Salah satunya dengan mengirimkan tenaga medis. Sejak kejadian bencana itu, dokter dan tenaga kesehatan lainnya sudah bersiaga di sana. Sementara itu, Kemenkes terus mengirim tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya untuk membantu korban di lokasi kejadian bencana. ”Kemenkes akan memperkuat sesuai kebutuhan,” ucap Nila.


    Sementara ini, Kemenkes telah mengirimkan tim Rapid Health Assessment (RHA) ke lokasi untuk melakukan kajian cepat situasi dan kebutuhan layanan kesehatan. Untuk mendukung layanan kesehatan, Kemenkes telah mengirimkan gelombang pertama tim kesehatan gabungan dari RSUP Kandou Manado dan RSUP Wahidin Makasar yang terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, dan perawat. Setelah itu, akan dilanjutkan tim berikutnya dari RSUP dr Kariadi Semarang, RSUP dr Sarjito Yogyakarta, RSUP Hasan Sadikin Bandung, dan RSUP dr M. Hoesin Palembang. Ditambah Sebanyak 30 orang tim Nusantara Sehat juga telah siap untuk dikerahkan ke wilayah terdampak.


    Tiga hari pasca gempa dan tsunami sudah lebih dari 500 orang korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu telah ditangani oleh tim kesehatan. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati menambahkan di RS Woodward Palu telah dirawat korban sebanyak 28 jiwa, RS Budi Agung Palu sebanyak 114 jiwa, RS Samaritan Palu sebanyak 54 jiwa, RS Undata Mamboro Palu sebanyak 160 jiwa, dan RS Wirabuana sebanyak 184 jiwa. ”Selain itu, ada juga korban meninggal sebanyak 384 jiwa dengan rincian 10 jiwa meninggal di RS Wirabuana, 50 jiwa meninggal di RS Masjid Raya, 161 jiwa meninggal di RS Bhayangkara, 141 jiwa meninggal di RS Undata, 20 jiwa meinggal di Kelurahan Pantoloan Induk, dan 2 jiwa meninggal di Kelurahan Pajeko,” tuturnya.


    Di sisi lain Kementerian Sosial telah menyiapkan Dapur Umum Lapangan (Dumlap) dan perlindungan sementara (selter) untuk para pengungsi. Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pihaknya telah memberangkatkan enam Dumplap. Dia memperkirakan di satu unit dapur umum dapat memasak 2000 nasi bungkus dalam satu waktu. ”Jika ada 6 dumlap, harapannya bisa melayani hingga 36 ribu nasi bungkus per hari,” katanya.


    Harry Hikmat Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos merinci saat ini Kementerian Sosial telah mengerahkan personel Tagana dari Sulawesi Tengah sebanyak 779 orang. Dibantu mobilisasi Tagana dari luar Provinsi Sulawesi Tengah yakni Gorontalo, Sulawesi Selatan. Jumlah sementara Tagana dari luar Sulteng sebanyak 139 orang dan akan terus bertambah di antaranya Jawa Timur dan DKI Jakarta. ”Rekan-rekan Tagana dan Pendamping di daerah sekitar yg tidak terkena bencana sudah digerakkan untuk bantu evakuasi termasuk tenaga Pendamping PKH," tegas Harry.


    Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) telah memerintahkan untuk pengerahan dua helikopter tipe Bolcow BO-105. Helikopter yang diberangkatkan dari Hangar Bukit Baruga Makassar itu akan dipergunakan untuk membawa makanan, obat-obatan, dan tim medis untuk menjangkau daerah yang sulit. Helikopter itu juga bisa dipergunakan untuk membawa korban yang butuh penanganan medis darurat. ”Berdasarkan pengalaman gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai Oktober 2010 lalu helikopter ini sangat bermanfaat digunakan relawan untuk menyalurkan bantuan,” ujar JK.


    Sekretaris PMI Sulawesi Selatan Lutfi Qadir menambahkan dikirimkan pula mobil Hagglunds BV260 milik PMI untuk membantu penanganan korban. Hingga siang kemarin mobil dikerahkan menuju ke Palu. Mobil itu bisa dipergunakan untuk menembus medan berlumpur untuk mencari mayat. Saat ada bencana letusan gempa Merapi, mobil itu juga dikerahkan.


    ”Atas perintah pak JK sudah diberangkatkan Hagglunds, mobil tangki air, BBM, dan dua unit mobil box berisi logistik seperti mie instan, biskuit, dan air mineral,” ujar Lufti.

    Pemerintah sudah membentuk Tim Satgas Tanggap Darurat pasca gempa dan tsunami terjadi di Palu juga beberapa wilayah lainnya. Menurut Menko Polhukam Wiranto, pembentukan tim itu untuk mengorganisir penanganan darurat bencana. ”Yang nanti bisa menampung semua bantuan,” ungkap dia. Sejauh ini, dia menyampaikan bahwa korban gempa maupun tsunami sedikit demi sedikit sudah mendapat bantuan.


    Namun demikian, belum semua korban tertangani. Tim yang dibentuk pemerintah masih berusaha menolong mereka. Berdasar data dari Kodam XIII/Merdeka, satuan di bawah instansi mereka terus bergerak. Dari Korem 132/Tadulako, Brigif 22/Ota Manasa, Denzipur 4/Yudha Karya Nyata. Selain itu petugas kesehatan dari Kostrad juga sudah bergabung dengan tim tersebut.


    Rumah sakit lapangan yang sudah disiapkan, sambung Wiranto, mulai digelar. Itu dilakukan lantaran rumah sakit di lokasi bencana perlu bantuan. ”Rumah sakit lapangan digelar setelah Hercules berangsur-angsur bisa membawa mereka ke Palu,” ungkap dia. Selain itu, kapal bantu rumah sakit KRI dr Soeharso 990 milik TNI AL juga sudah digerakan dari Surabaya menuju Palu.


    Untuk jenazah korban, Wiranto menyampaikan bahwa pemerintah akan segera memakamkan mereka secara masal setelah identifikasi oleh petugas selesai. Tujuannya tidak lain untuk menghindari munculnya penyakit karena jenazah dibiarkan terlalu lama. ”Korban itu kebanyakan justru korban tsunami. Karena pada saat tsunami sedang ada satu gladi bersih untuk memeringati ulang tahun kota Palu,” terangnya.


    Lebih lanjut, Wiranto menyebutkan, pemerintah juga terus berusaha memulihkan sejumlah fasilitas umum maupun infrastruktur komunikasi dan akses jalan. Dari tujug gardu induk milik PLN, hanya dua yang sudah bisa difungsikan kembali. ”Saya mendesak PLN utuk segera memulihkan. Karena jika itu sudah pulih maka aktivitas bisa kembali lancar,” kata mantan panglima ABRI itu.


    Pasca gempa dan sunami yang melanda Sulawesi Tengah, tim evakuasi telah melakukan penanganan. Donggala menjadi salah satu daerah yang masih sulit ditembus. Hal itu diungkapkan Kapus Krisis Kesehatan Kemenkes Achmad Yulianto. ”Sudah ada tim ke sana (Donggala, Red) tapi komunikasi masih belum lancar,” katanya kemarin. Dia menambahkan bahwajalur darat  Palu-Donggala jmasih putus.


    Koordinator posko ikatan guru Indonesia  (IGI) di Donggala Aristo Silambi membenarkan pernyataan Yulianto. Di dalam kota sendiri, banyak wilayah yang belum bisa diakses. ”Besok (hari ini, Red) tim kami rencananya akan menggunakan sepeda motor untuk ke daerah yang belum bisa diakses. Kalau mobil sulit,” ujarnya.

    Dia mempredikai ada empat kecamatan yang rusak parah. Kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Sirenja, kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora, dan kecamatan Sindue.


    Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan menuturkan pemulihan pasca gempa di Donggala dan Palu diharapkan bisa dipercepat. Khusus menyangkut fasilitas utama seperti listrik dan jaringan komunikasi. Hal itu sangat diperlukan untuk upaya penanganan di lokasi gempa. Termasuk untuk aktivitas bagi wartawan.

    ”Bisa liputan tak ada sinyal untuk kirim berita. Tak ada internet karena listrik mati itu juga. Penting bagi pemerintah segera pulihkan fasilitas listrik dan komunikasi karena itu penting bagi upaya penanganan disana,” ujar dia.


    Dia sangat mengapresiasi upaya dari wartawan Palu dan Donggala yang masih bisa melakukan peliputan. Misalnya wartawan dari Radar Sulteng Tapi, memang mereka juga menjadi korban tentu harus memperhatikan kondisi diri sendiri dan keluarga terlebih dahulu.


    ”Kalaupun masih bisa bekerja itu berarti hal yang luar biasalah. Harus sangat diapresiasi. Kalau ikut jadi korban gempa tsunami lebih baik wartawan fokus menangani keluarga lebih dahulu,” ungkap dia.


    AJI juga sedang berupaya mencari anggota mereka di Palu. Total ada 68 orang, tapi hingga kemarin baru kurang dari 10 orang yang bisa berkirim kabar. ”Kami kirim orang khusus untuk mendata anggota AJI. Karena ya perlu tahu updatenya supaya memberikan bantuan yang bisa kita berikan segera,” kata dia.(lyn/syn/jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top