• Berita Terkini

    Kamis, 12 April 2018

    Krapyakan, Tradisi Warga Kretek Rowokele Perkuat Persaudaraan

    istimewa
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga Desa Kretek, Kecamatan Rowokele, menggelar upacara adat tradisional kekrapyakan, baru-baru ini. Acara adat yang dipusatkan di Punden Berundag Mas Sigit di desa setempat itu juga dalam rangkaian tradisi rajab.

    Kepala Desa Kretek, Purwanto, mentakan kegiatan tersebut dalam rangka melestarikan Punden Berundag Mas Sigit dan Tradisi Rojabiyah di desa tersebut. "Yang jelas untuk mempererat tali persaudaraan di lingkungan masyarakat untuk terus nguri-uri budaya adat Kekrapyakan," kata Purwnto, disela-sela acara.

    Acara tersebut dikemas dengan nuansa tradisioanal yang relijius dan kuliner tradisi mewarnai upacara adat di Punden Mas Sigit. Pada acara ritual adat tradisi yang sangat kental nuansa tradisi jawa tersebut, diawali dengan ritual do’a pembuka yang diringi gending karawitan jawa, Panembrama dan tembang macapat. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan religius dan budaya Punden Berundag Mas Sigit oleh sesepuh setempat, Ki Ali Purbo. Tak hanya itu, acara itu juga dimeriahkan dengan pagelaran jamjaneng.

    Nuansa tradisi jawa semakin terasa ketika setiap tamu undangan, baik pria maupun wanita yang hadir menggunakan busana pakaian adat jawa. Demikian pula hidangan makanan yang disajikan pun sangat tradisional yang sebagian, bahkan sudah asing bagi generasi sekarang.

    Yakni ada ganyong, bodin atau singkong, kacang rebus,  pisang rebus, pipis dan sebagainya. Alas makan nasi pun menggunakan cowek yang diberi alas daun pisang. Bahkan di acara pembagian becek atau gule kambing kepada masyarakat juga menggunakan wadah bumbung atau potongan ruas bambu.

    Warga setempat pun terlihat sangat antusias mengikuti tradisi turun temurun itu. "Meski dengan segala keterbatasan anggaran desa yang ada, tetapi semua karena berdasarkan kesepakatan warga maka acara tersebut dapat berlangsung dengan baik," imbuhnya.

    Purwanto, berjanji kekurangan yang terjadi pada penyelenggaraan tahun ini akan diperbaiki ditahun mendatang. "Dengan maksud kedepan penyelenggaraan akan lebih baik, dan juga karena semua warga sudah mufakat menghendaki bahwa Desa Kretek akan dijadikan desa wisata," ungkapnya.

    Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, BE Susilohadi, mengapresiasi masih terjaganya tradisi tersebut. Dia menyampaikan, di Desa Kretek, telah dibentuk tim sejarah yang dibentuk oleh pemerintah desa setempat. Sehingga nantinya peninggalan-peninggalan sejarah yang ada didesa itu akan lebih terjaga kelestariaanya.

    "Ini terbukti tim sejarah bersama dengan Pemdes dan warga masyarakat secara bergotong royong mampu menyelenggarakan acara ritual taunan disetiap bulan rajab," bebernya.

    Susilohadi berharap, tradisi ini bisa bertahan dan bisa menjadi tempat kajian sejarah sebagai wahana edukasi bagi para pelajar dan masyarakat. "Desa Kretek bisa memotivasi daerah lain. Juga menjadi contoh bagi desa-desa lain yang mempunyai situs-situs peninggalan sejarah untuk dilestarikan," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top