• Berita Terkini

    Kamis, 22 Maret 2018

    Santap Nasi Hajatan, Puluhan Warga Kudus Alami Gejala Keracunan

    DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS
    KUDUS – Sekitar 27 warga RT 3 RW 5, Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Mereka diduga keracunan selepas memakan nasi berkat. Nasi itu berasal dari acara hajatan memperingati 40 hari wafatnya Subagio di rumah Semiyati Minggu (18/3/2018) sekitar pukul 17.00.

    Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno memaparkan, pasien keracunan massal yang dirawat berangsur membaik. Mereka masuk RSUD Selasa (20/3) sekitar pukul 20.00.

    ”Ada 27 pasien yang semula mendapatkan perawatan. 11 di antaranya diperbolehkan pulang. Sisanya harus dirawat inap dan masih ada satu pasien karena shock sehingga ditempatkan di ruang ICU,” jelasnya.

    Jukisno menerangkan kembali, untuk 16 pasien yang masih menjalani rawat inap. Lima di antaranya anak-anak.

    Mengenai biaya pengobatan, jelasnya, dimasukkan Jaminan Kesehatan Daerah (JKD) kelas III sehingga gratis. ”Bagi pasien yang belum menjadi peserta JKN-KIS biaya ditanggung biaya menggunakan jaminan kesehatan daerah (JKD),” jelasnya

    Salah satu pasien Nazril, 8, semula mengalami demam tinggi disertai muntah dan diare Senin (19/3) pagi. Kondisinya tidak lantas membaik tapi semakin parah.
    Erna, ibu Nazril mengaku, sebelum dirawat telah berobat ke dokter. Keterangannya mengalami keracunan. ”Senin pagi badannya tiba-tiba panas dan diare, langsung saya periksakan ke dokter kemudian hasil pemeriksanaan keracunan. Terus diberi obat tapi tidak ada perubahan. Badannya makin lemas dan saya bawa ke rumah sakit Selasa malam,” terangnya.

    Kepala DKK Joko Dwi Putranto mengaku, membawa nasi berkat yang diduga penyebab keracuan untuk diuji di laboratorium Semarang. ”Biar tahu penyebabnya apa. Sebab, hingga saat ini nasi berkat itu masih diduga penyebab keracunan,” ungkapnya.

    Sampel yang dibawa ke Semarang berupa nasi, ayam kecap, telur kecap, mi, dan oseng tempe. Sedagkan jajan yang juga diujikan berupa apek, steak, dan pisang.
    Untuk hasilnya, Joko mengaku belum diketahui. ”Kemungkinan keluarnya cukup lama. Jadi tidak bisa sehari dua hari. Sebab antre juga. Tapi tidak tahu kalau pihak kepolisian bisa mempercepat,” jelasnya.

    Terpisah, Kapolres Kudus AKBP Aguman Gurning melalui Kapolsek Bae AKP Sardi mengatakan, mendapatkan informasi sekitar pukul 20.15 beberapa warga mengalami pusing dan mual serta diare. Senin (19/3) sekitar pukul 00.15, Kambali, 55; Ngatipah, 53; Didik, 40, dilarikan ke RSUD Kudus untuk mendapatkan perawatan.
    Selepas itu, Selasa (20/3) sekitar pukul 20.00 warga yang mengalami mual dilarikan ke RSUD Kudus. Karena mengalami gejala yang sama. ”Kami ikut mengantarkan ke RSUD Kudus. Yang jelas kejadian ini tidak ada unsur kesengajaan. Karena beberapa keluarga dari pemilik kajatan mengalami hal sama (muntah–muntah, Red),” ungkapnya. (san/mal/ruq/ris)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top