• Berita Terkini

    Jumat, 02 Februari 2018

    Hari Pertama Pendaftaran MAN Insan Cendekia Masih Sepi

    JAKARTA - Pendaftaran peserta didik baru Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) resmi dibuka kemarin (1/2/2018) sampai 28 Februari nanti. Jumlah pendaftar di hari pertama masih sepi. Dari total kuota 2.084 siswa, jumlah pendaftarnya masih 268 anak. MAN IC merupakan sekolah jenjang SMA yang kualitasnya lebih baik dan sistem sekolahnya berasrama.


    Tahun ini jumlah MAN IC yang sudah beroperasi mencapai 24 unit. Lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 20 unit MAN IC. Kementerian Agama (Kemenag) mencatat tahun lalu ada 7.582 pelamar MAN IC yang lolos seleksi administrasi dan maju ke tahap tes tulis.


    Pada pendaftaran hari pertama kemarin, pendaftar masih terkonsentrasi di MAN IC Serpong. Yakni mencapai 100 pendaftar. MAN IC Serpong memang selain tertua, dicap publik sebagai yang terbaik dibanding MAN IC lainnya. Sementara itu ada enam MAN IC yang pendaftarnya masih nol. Seperti MAN IC Bangka Tengah, Bengkulu Tengah, dan Gowa.


    Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin membenarkan bahwa MAN IC Serpong saat ini masih yang terbaik. Sehingga wajar konsentrasi masyarakat mendaftar ke MAN IC Serpong lebih besar dibanding lainnya. "Kita berupaya menyamakan seluruh kualitas MAN IC," jelasnya.


    Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu mengatakan sejatinya sudah ada beberapa MAN IC yang kualitasnya cukup bagus. Yakni MAN IC Gorontalo dan Jambi. Upaya Kemenag meningkatkan kualitas MAN IC adalah dengan memperbaiki sarana, SDM, serta kurikulum.


    Alasan lain yang membuat minat sekolah di MAN IC tinggi adalah biaya pendidikannya ditanggung Kemenag. Kementerian yang dipimpin Lukman Hakim Saifuddin itu menanggung biaya pendidikan atau SPP. Siswa hanya dibebani biaya hidup sekitar Rp 1 juta/bulan – Rp 1,5 juta/bulan.


    Pengamat pendidikan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jejen Musfah mengatakan ada beberapa strategis yang bisa dilakukan supaya ada pemerataan kualitas MAN IC. Diantaranya adalah dengan menjalankan strategis membangi MAN IC berdasarkan konsentrasi akademiknya. ’’Misalnya MAN IC Serpong di bidang sains dan teknolog,’’ tuturnya.


    Kemudian di MAN IC lainnya ada yang dikhususnya soal bahasa Inggris atau bahasa Arab. Lalu di lain daerah MAN IC lebih dikonsentrasikan pada bidang agama. Dengan cara seperti itu, masyarakt bisa memiliki pilihan sesuai dengan bakat dan minat anaknya masing-masing.


    Kemudian Jejen juga menyoroti sekolah di MAN IC yang kembali berbayar. Meskipun itu untuk biaya hidup, bukan biaya akademik. Menurutnya biaya hidup Rp 1,5 juta/bulan untuk masyarakat di Jawa mungkin masih terjangkau. Tetapi untuk beberapa daerah lain yang ada MAN IC-nya, bisa jadi terasa berat.

    Jejen juga mengatakan keberadaan MAN IC boleh saja menjadi seperti anak emas bagi Kemenag. ’’Tetapi madrasah lain jangan jadi seperti anak tiri,’’ tuturnya. Kemenag tetap harus memperhatikan kualitas madrasah negeri umum maupun madrasah swasta. (wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top