• Berita Terkini

    Sabtu, 28 Oktober 2017

    Bangunan Bantuan Pemerintah di Desa Sugihwaras Banyak yang Mangkrak

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga Desa Sugihwaras Kecamatan Adimulyo mengeluhkan banyaknya bangunan dari bantuan pemerintah. Pasalnya bangunan tersebut kini mangkrak dan tidak lagi dapat difungsikan. Bahkan sejak bangunan tersebut dibuat, hanya dapat dimanfaatkan sebantar saja.

    Beberapa bangunan yang mangkrak diantaranya irigasi, saluran irigasi, Pamsimas dan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Bukan hanya itu saja, bahkan talud jalan yang berada di desa juga telah lalu juga telah rusak.

    Akibat banyaknya bangunan yang terbengkalai. Forum Komunikasi Antar Dukuh (FKAD) Desa Sugihwaras pun melayangkan surat ke DPRD, Kabag Pemdes, Kabag Hukum, Ketua BAPPEDA, Ketua BAWASDA, Kabag Administrasi, Dinas Kesehatan, Camat Adimulyo, Koramil Adimulyo dna Kapolsek Adimulyo. "Sayang sekali, banyak bangunan yang hingga kini tidak dapat dimanfaatkan. Padahal bantuan tersebut tidak sedikit jumlahnya," tutur Warsono salah satu warga, Jumat (26/10/2017).

    Menurut Warsono menyampaikan, irigasi dibangun oleh SDA pada tahun 1997. Saluran irigasi dibangun pada tahun 1997. Pamsimas dibangun pada tahuan 2016 dan AMPL dibangun pada tahun 2009. “Semuanya hanya bermanfaat sementara, bahkan saluran irigasi tidak dapat digunakan sejak dibangun,” paparnya.

    Dijelaskannya, saluran irigasi dibangun lebih tinggi dari sumber air. Sedangkan Pamsimas dibangun dengan mengambil sumber air dari makam. Bahkan Pamsimas hanya bermanfaat tiga bulan saja. “Kami hanya berharap bangunan yang ada diperbaiki, agar dapat bermanfaat. Bangunan tersebut dibangun dengan uang negara, seharusnya jangan sampai mangkrak,” tegas Warsono.

    Salah satu pengguna Pamsimas Marsiyem (52) warga RT 2 RW 1 Desa Sugihwaras Adimulyo juga mengeluhkan tidak berfungsinya pamsimas. Menurutnya Pamsimas hanya bermanfaat tiga bulan saja. Padahal  dulu waktu mendaftar Pamsimas pihaknya mengeluarkan uang Rp 600 ribu. “Harapannya Pamsimas dapat berjalan kembali.

    Keluhan terkait Pansimas juga disampaikan oleh Hadi Suwito (55) warga setempat. Menurutnya biaya pendaftaran untuk Pamsimas beragam dari satu warga dengan lainnya. Pasalnya terdapat warga yang membayar Rp 600, Rp 550, bahkan terdapat yang gratis untuk 10 pendaftar pertama. “Kami berharap semua bangunan yang ada dapat berfungsi dengan baik,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top