• Berita Terkini

    Jumat, 23 Juni 2017

    Gereja ST Mikail Gombong Gelar Buka Bersama

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Kegiatan buka puasa bersama umumnya dilaksanakan oleh masjid, mushola atau komunitas-komunitas. Namun kali ini ada yang berbeda, acara buka bersama justru dilaksanakan oleh Gereja Katholik Santo Mikail Gombong. Acara buka bersama yang mengundang masyarakat itu, dilaksanakan di Gedung Sasana Harjuna Gombong, Kamis (22/6/2017).

    Acara buka bersama yang juga diisi dengan sarasehan itu, mengundang Gus Durian, PCNU, Ansor Badan Koordinasi Gereja Kristen dan warga sekitar. Acara sarasehan mengundang nara sumber Ahmad Murtajib dari Gus Durian Kebumen, Romo Agustinus Handi Setyanto Pr dan Ketua KPU Kebumen Paulus Widiyantoro SE MM. Acara sarasehan dipandun oleh Ketua Paguyuban Budaya Jawa Bambang Tri

    Robertus Sugiana Kabid III Tim Kerja Kerasulan Awam (Kerawam) Santo Mikael mengatakan, kegiatan dilaksanakan guna memupuk persaudaraan dan kebersamaan dan toleransi. Dengan adanya buka bersama yang menghadirkan warga lintas agama maka rasa toleransi akan semakin terpupuk dengan baik. “Untuk menciptakan kebersamaan saja,” paparnya.

    dalam kesempatan itu, Ahmad Murtajib  menceritakan tentang kisahnya pada saat menjadi kaum minoritas. Pada kesempatan itu pihaknya hidup menjadi muslim ditengah-tengah komunitas yang berbeda agama. “Dengan adanya kebersamaan akan tercipta kerukunan dan rasa persatuan yang tinggi,” paparnya.

    Romo Agustinus Handi Setyanto Pr dalam penyampaiannya mengatakan, pada dasarnya semua agama pasti mengajarkan kebaikan. Pihaknya mengibaratkan jika ada sebuah gunung yang besar maka setiap masyarakat pasti akan memandang dari sisi yang berbeda-beda. Masyarakat yang memandang gunung dari satu sisi mengatakan bahwa gunung dipenuhi pohon jati.

    Sementara masyarakat yang memandang dari sisi lain dapat berbeda pendapat dan mengatakan gunung dipenuhi oleh pohon pinus, albasiah atau pohon yang lain. “Tuhan menciptakan keberagaman agar indah. Dan semua keberagaman yang ada itu baik. Karena sama-sama bertujuan dan mengajarkan kebaikan,” terangnya.

    Sementara itu  Paulus Widiyantoro SE MM menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Bangsa Indonesia lahir dan berdiri dari sebuah keberagaman dan keinginan untuk dapat hidup bersama. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top