• Berita Terkini

    Selasa, 04 April 2017

    Tersangka Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara Diketahui Pernah Mencuri Uang

    MAGELANG - Sebelum ditangkap atas aksi pembunuhan yang dilakukan AMR (16), pihak sekolah mengaku tengah memproses kenakalan tersangka. Terutama terkait dengan kasus pencurian uang yang diketahui oleh korban, Kresna Wahyu Nurachmad (15).

    "Sekolah memang sedang memperoses kenakalannya, terkait dengan kasus pencurian uang," jelas Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara, Usdiyanto, Senin (3/4).
    Dia menambahkan, selama ini tersangka merupakan anak yang biasa dan dingin, bahkan terkesan aneh. Usdiyanto menyebutkan, tersangka di sekolah sering buat eror dan berulah kepada temannya.

    "Salah satu contoh kecilnya, ketika ada tes pelajaran, dia bilang ke teman-temannya kalau tes tidak jadi. Padahal dia sendiri berangkat tes," ungkapnya.
    Namun demikian, Usdiyanto mengaku ada hal yang diluar dugaan. Yakni ketika dilakukan penyidikan, diketahui bahwa tersangka suka membaca, menonton film, youtube, dan internet tentang film-film yang berbau kekerasan. Salah satunya film rambo.

    "Dia (tersangka) bahkan tahu bagaimana kelabui anjing pelacak, bagaimana membuat sidik jari palsu, dan dia terobsesi menjadi anak hebat. Dia anak yang pandai sembunyikan potensi," terangnya.

    Pihak sekolah sendiri selama ini sebenarnya ada jadwal rutin untuk pemutaran film bagi para siswa di gedung olahraga sekolah dengan didampingi para pamong. Film tersebut dipilih oleh para siswa namun diseleksi oleh pamong.

    "Film yang diputar jelas yang tidak ada unsur kekerasan. Filmnya yang wajar, tentang inovasi, penemuan ilmiah, inspirasi," katanya.
    Humas SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar menambahkan, selama proses rekonstruksi kemarin, pelaku juga tampak biasa-biasa saja. Bahkan ketika diminta untuk menutup muka, dia tidak mau.

    "Dia biasa saja, tanpa ekspresi. Saya tidak tahu, kok sepertinya dia tidak merasa bersalah. Waktu ketemu juga mengangguk seperti biasa, ketemu teman juga menyapa seperti biasa," ungkap Cecep.

    Dia juga mengatakan, selama ini tersangka kurang berprestasi dalam bidang akademik. Hal itu ditunjukkan dengan nilainya yang berada pada peringkat 5 terbawah di kelas X jurusan IPA.

    "Sehari-hari dia juga biasa, tidak terlalu menonjol. Walaupun sesekali nampak pendiam dan kadang-kadang seringkali menyendiri," katanya.
    Adapun pelanggaran-pelanggaran kecil juga beberapa kali dilakukan oleh tersangka di sekolah. Dia termasuk salah satu siswa yang sulit bangun tidur dan disuruh ibadah.
    "Sehingga sampai harus dibangunkan beberapa kali, dan bahkan harus diciprati air mukanya. Kemudian pelanggaran lain yaitu menyembunyikan handphone bukan pada jadwalnya," urainya.

    Adapun pelanggaran berat yang dilakukan oleh tersangka yaitu mengambil uang milik teman dengan cara memalsukan tanda tangan di sebuah bank.

    "Untuk pelanggaran berat baru sekali ini dia lakukan, dan itu terjadi 3 hari sebelum kejadian pembunuhan. Dia mengambil uang sebesar Rp500 ribu. Sebenarnya kami juga tengah mengusut pelanggaran ini, dari bank sudah berjanji akan memberikan rekaman CCTV untuk memastikan pelaku pengambilan uang," katanya.

    Saat ini, tersangka sudah dipastikan akan dikeluarkan dari sekolah dan sementara telah ditahan di Lapas anak dan wanita kelas II, Magelang.
    "Secara de facto, siswa statusnya sudah dikeluarkan. Secara de jure sedang akan ditanda tangani, namun demikian dalam waktu dekat dia sudah harus keluar," tandas Cecep. (amb)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top