• Berita Terkini

    Selasa, 07 Maret 2017

    Jembatan Terbelah, Jalur Solo-Selo-Borobudur Putus

    BOYOLALI – Selang beberapa menit dilintasi Kepala Desa (Kades) Genting, Kecamatan Cepogo Komedi, separo jembatan dengan panjang 15 meter, lebar 4 meter di jurang Grawah terbelah. Beruntung, saat kejadian tidak ada pengguna jalan melintas.

    “Pas saya lewat, kondisi (permukaan, Red) jembatan tertutup genangan air yang keruh,” ujarnya, Senin (6/3).

    Sisi selatan jembatan ambrol sekitar pukul 11.45. Sedangkan sisi utara tampak masih utuh. Namun, untuk mencegah hal tak diinginkan, akses kendaraan yang melintasi jembatan di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) itu ditutup total. Dari arah Cepogo, penutupan dilakukan di pertigaan pasar sayur. Sedangkan dari arah Selo, sejak pertigaan Dukuh Tumang.

    Pantauan Jawa Pos Radar Boyolali, menyusul hujan deras di lereng Gunung Merapi dan Merbabu, aliran sungai jurang Grawah semakin deras dan menggerus dinding jembatan. Ditambah limpahan air dari perbukitan bagian barat jembatan yang sedang dikeruk.

     “Pertama buk-nya (pembatas jembatan, Red) dulu yang roboh, setelah itu jembatannya roboh pelan-pelan nggak langsung mak blek begitu,” terang Wiji Utomo, 59, pemilik toko kelontong di barat jembatan Grawah.

    Kades Cepogo Mawardi menjelaskan, usai jembatan telah uzur dan terjadi pengikisan fondasi oleh air limpahan dari perbukitan yang ditambang. “Jembatan di sisi selatan itu jembatan lama. Sekitar 1997 atau 1998, jembatan dilebarkan ke utara, sehingga jadi dua jalur,” ungkapnya.

    Akibat jembatan jurang Grawah terbelah, aktivitas perekonomian masyarakat terganggu. Sebab, jembatan itu merupakan penghubung antara Kecamatan Selo-Kecamatan Cepogo dan Boyolali kota.

    Jembatan jurang Grawah menjadi akses vital seluruh petani di Kecamatan Selo untuk menjual hasil panen ke Pasar Sayur Cepogo. Termasuk ketika masyarakat kulakan bahan pangan dari Pasar Cepogo, Pasar Sunggingan dan Pasar Legi, Kota Solo.

    “Kami harus memutar lewat Tumang sejauh 5 kilometer untuk menjual sayuran ke Pasar Sayur Cepogo,” ungkap Tuji, 45, warga Genting, Cepogo. Sebab itu, dia berharap terbelah jembatan jurang Grawah segera diperbaiki.

    Senada dituturkan Sekretaris Komisi III DPRD Boyolali Eka Wardaya. Agar tidak terlalu berdampak pada perekoniam masyarakat, perlu segera dibangun jembatan darurat untuk membawa hasil panen.

    “Lokasinya di mana, nanti kami akan rapatkan dengan instansi lainnya. Yang jelas jembatan darurat harus ada,” tandas Yoyok, sapaan Eka Wardaya.
    Terpisah, satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Boyolali berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pengalihan arus kendaran. Yakni melewati jalan kampung. Tapi, warga enggan jika jalur alternatif tersebut dilintasi truk pasir galian C.

    Beberapa kades juga sepakat hanya mengizinkan kendaraan pribadi yang melintasi jalan kampung. “ Kalau truk pasir jelas kami tidak boleh,” tegas Urip Utomo, 59, warga Dukuh Bendosari, Desa/Kecamatan Cepogo.

    Kapolres Boyolali AKBP M. Agung Suyono melalui Kasatlantas Polres Boyolali AKP Marlin Supu Payu menjelaskan, sejumlah anggota satlantas bersiaga di lokasi jembatan yang terbelah mencegah pengendara nekat melintas. “Jembatan ditutup total,” kata Marlin.

    Sebagai jalur alternatif, pengendara bisa melintasi jalur Tumang yang tembus ke jalan di depan Pasar Sayur Cepogo. Kedua, adalah jalur Sukabumi. “Dari depan Pasar Cepogo, pengguna jalan bisa melintasi jalur itu langsung ke wilayah Kecamatan Selo,” ungkap Marlin.

    Sementara itu, meskipun jembatan sisi utara terlihat masih utuh, namun fondasinya mulai berlubang terkikis aliran sungai. Warga memasang batang bambu agar tidak ada pengendara yang menerobos. (wid/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top