• Berita Terkini

    Kamis, 16 Maret 2017

    Driver Go-Jek dan Sopir Taksi di Solo Nyaris Baku Hantam Gara-gara Penumpang

    DAMIANUS BRAM/RASO
    SOLO – Belum genap sehari menjabat kapolresta Surakarta, AKBP Ribut Hadi Wibowo langsung berhadapan dengan massa driver Go-Jek dan taksi yang sempat bersitegang. Gerak cepat kepolisian dan dinas perhubungan bisa mencegah keributan melebar.

    Ketegangan di depan balai kota dipicu kejadian di kawasan rel bengkong Purwosari sekitar pukul 09.15. Pagi itu, driver Go-Jek menunggu penumpang di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi, sedangkan pengemudi taksi seperti biasa mangkal di sisi utara jalan.

    Diduga tidak terima dengan kehadiran driver Go-Jek, sejumlah pengemudi taksi mendatangi mereka. “Ada yang melempar taksi kami dengan batu. Saya pastikan itu (driver, Red) gojek,” tegas perwakilan sopir taksi R.Tomi.

    Menurut Tomi, pihaknya hanya melakukan pengusiran terhadap pengemudi ojek online. Alasannya, sejak ojek online ikut mangkal di sekitar Stasiun Purwosari, omset sopir taksi turun hingga 70 persen. “Mereka kan menerima orderan via online, kenapa sekarang malah pada mangkal di sini (sekitar Stasiun Purwosari, Red). Kita tanya mereka sebelumnya, tapi alasannya hanya nongkrong sambil menunggu orderan,” bebernya.


    Setelah diusir oleh sopir taksi, driver Go-Jek melapor ke mapolresta Surakarta karena merasa telah diintimidasi sopir taksi. “Waktu mengusir, tidak punya perikemanusiaan. Ada yang mengusir tadi bawa linggis sama balok kayu. Karena panik dan takut, kami semua langsung kabur,” ujar Stevanus Febrianto, salah seorang driver Go- Jek.

    Selain diusir, lanjut Febrianto, satu unit sepeda motor matic nomor polisi AD 4333 NZ milik rekannya dirusak yang diduga dilakukan massa sopir taksi.
    Terkait tudingan driver Go-Jek melanggar kesepakatan dengan sopir taksi, Febrianto mengklaim, rekan-rekannya tidak pernah melakukan hal tersebut. Bahkan mereka kerap mengarahkan calon penumpang menggunakan taksi.

    “Perjanjiannya memang cuma lisan. Jadi aturannya kami hanya boleh mengambil penumpang dari sisi selatan (kawasan Stasiun Purwosari, Red), sedangkan jalur utara mulai dari Purwosari sampai hotel Sala View dilarang,” ungkap dia.

    Setelah kejadian itu, ratusan pengemudi taksi mendatangi balai kota untuk menyampaikan aspirasi dan menanyakan legalitas ojek online. Namun, di tengah-tengah aksi, muncul rombongan driver Go-Jek yang menghentikan sepeda motornya di sisi timur jalan Jenderal Sudirman arah Pasar Gede.

    Kehadiran mereka menyulut emosi ratusan pengemudi taksi yang langsung berlari keluar kompleks balai kota untuk mendatangi rombongan Go-Jek. Adu fisik sempat terjadi antara dua kubu. Beruntung, aparat gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, segera melerainya dan memisahkan dua kelompok massa.

    Tak ingin ketegangan berlanjut, perwakilan driver Go-Jek dan sopir taksi dipertemukan dengan difasilitasi Kapolresta Surakarta AKBP Ribut Hari Wibowo dan perwakilan dinas perhubungan. Mereka duduk satu meja di kantin pemkot. “Saya minta semuanya saling menahan diri dan tidak terprovokasi karena semua bersaudara,” terang Ribut.

    Kapolresta juga meminta kedua belah pihak tetap beraktivitas seperti biasa dan saling memaafkan atas kejadian tersebut. Pertemuan yang berlangsung sembari makan siang itu segera mencairkan suasana. Driver Go-Jek dan sopir taksi sepakat mengakhiri polemik sembari menunggu keputusan wali kota sebagai pembuat kebijakan.
    Kanit Dalmas Sat Sabhara Poresta Surakarta AKP Suyono menambahkan, anggotanya siap dikerahkan untuk menjaga situasi Kota Bengawan tetap kondusif.

    Perwakilan Go-Jek Josafat menyatakan, rekan-rekannya tetap beroperasi dan saling menjaga hubugan baik di internal maupun dengan armada lain. “Kami akan menyampaikan (hasil pertemuan,Red) kepada teman-teman di bawah,” tuturnya. (irw/vit/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top