• Berita Terkini

    Jumat, 17 Maret 2017

    Dikira Penculik, Pria di Banjarnegara Diamuk Massa

    darno/eskpres
    BANJARNEGARA - Santernya isu penculikan nyaris 'memakan' korban. Ramainya isu tersebut akhir-akhir ini membuat orang yang berperilaku aneh dikira penculik anak. Sehingga orang kalap dan main hakim sendiri terhadap orang yang berperilaku mencurigakan.


    Seperti yang dialami oleh Sapto Handoyo (49) alias Sapto yang diamuk massa di sebelah timur SPBU Kaliwinasuh Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja, Kamis (16/3) sekitar pukul 09:30 WIB. Pengeroyokan bermula ketika Sapto yang berasal dari Desa Ciklapa Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap ini masuk ke warung kelontong milik Bu Yuni. Ketika ketahuan pemilik warung, Sapto langsung lari. Warga yang  mengira orang yang kabur adalah penculik anak langsung mengejar dan mengeroyoknya.

    Kapolres Banjarnegara, AKBP Saiful Anwar melalui Kapolsek Mandiraja, AKP Minarto mengatakan setelah berhasil dikejar, Sapto dikeroyok oleh sekitar 10 pemuda. "Yang mukul anaknya masih muda-muda jadi cukup keras mukulnya," terangnya. Meskipun demikian, Sapto tidak mengalami luka parah. Sapto hanya mengalami luka memar pada bagian bawah mata kiri.

    Mengetahui adanya kerumuman yang memukuli orang yang diduga penculik anak, pihaknya meluncur ke lokasi. "Setelah sampai ke lokasi, kami mengamankan orang yang diduga penculik anak tersebut untuk dibawa ke Polsek," jelasnya. Di Polsek, Sapto  di interogasi. "Bisa diajak komunikasi. Orangnya ngaku bernama Sapto Handoyo dari Kedungreja Cilacap. Kami langsung koordinasi dengan Polsek Kedungreja untuk konfirmasi dan minta bantuan agar menyampaikan kepada keluarganya," ungkapnya.

    Selang beberapa jam kemudian, datang keluarga Sapto yang bernama Indadur Rokhman. Warga RT 4 RW 1 Desa Banjengan Kecamatan Mandiraja ini kemudian menitipkan Sapto ke Panti Pamardi Raharjo Desa Pucang Kecamatan Bawang. "Besok rencananya akan dibawa ke Rembang untuk diobati lagi," kata dia, kemarin.

    Minarto menjelaskan sebelum peristiwa ini, Sapto pernah dirawat di RSJ Magelang selama dua minggu. Namun disuruh pulang karena dianggap sudah sembuh. Selang beberapa lama kemudian, penyakit gangguan jiwanya kambuh. Sehingga pihak keluarga membawanya berobat ke pengobatan alternatif di Rembang. Namun saat diobati di Rembang, Sapto kabur dan sempat 'menggelandang' ke berbagai daerah. "Kaburnya sudah lama. Ada anggota saya yang pernah lihat di Purbalingga," jelasnya.

    Minarto menambahkan isu yang beredar mengenai penculikan anak adalah hoax. "Kami minta masyarakat tidak mudah terpengaruh isu yang tidak benar seperti penculikan anak. Apalagi sampai main hakim sendiri. Untungnya, dalam peristiwa ini korban tidak mengalami luka serius," imbuhnya.(drn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top