• Berita Terkini

    Rabu, 29 Maret 2017

    Desak Negara-Negara Hapuskan Senjata Nuklir

    JAKARTA – Indonesia semakin memperkokoh posisi sebagai negara yang menentang adanya senjata nuklir di dunia. Dalam Konferensi Perundingan Traktat tentang pelarangan senjata nuklir di New York yang berlangsung pada 27-31 Maret itu, Indonesia mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir agar segera memulai proses perlucutan mengingat besarnya dampak senjata tersebut terhadap kemanusiaan.


    Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Dian Triansyah Djani menyampaikan bahwa situasi keamanan dunia sudah sangat mengkhawatirkan karena ancaman senjata nulir. ”Untuk itu, satu-satunya cara untuk melawan ancaman dan penggunaan senjata nuklir adalah penghapusan total seluruh senjata nuklir di dunia,” kata Dian melalui keterangan resmi ekmarin (28/3).



    Dian menuturkan, selama ini negara-negara pemilik senjata nuklir menjadikan alasan keamanan sebagai upaya melegitimasi keberadaan senjata nuklirnya. Sebaliknya, Dian memandang bahwa justru keberadaan senjata nuklir tersebut semakin mengancam keamanan global. Untuk itu, Indonesia sangat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam perundingan pelarangan senjata nuklir.



    Menurut Dian, Traktat pelarangan senjata nuklir terebut nantinya harus kuat dan tegas sehingga tidak lagi memberikan celah yang melegitimasi keeradaan senjata nuklir di dunia. Hal tersebut sejalan dengan prinsip-prinsi yang dipegang Non-Proliferation Treaty (NPT). Traktat baru itu akan makin memperkuat dan melengkapi NTP yang jelas-jelas mendorong negara-negara pemilik senjata nuklir untuk segera melakukan pengurangan dengan tujuan penghapusan total dan perlucutan senjata.


    NPT sendiri punya tiga pilar yang sayangnya masih belum bisa berjalan secara seimbang. Yaitu negara NPT melepaskan hak mereka untuk memiliki senjata nuklir, lima negara pemilik senjata nuklir akan melakukan negosiasi untuk pengurangan dengan tujuan penghapusan total senjata nuklir atau perlucutan senjata, dan penggunaan nuklir untuk tujuan damai.


    Menlu Retno LP Marsudi mengatakan, tiga pilar itu memang harus dibuat seimbang. Selama ini, mereka hanya fokus pada negara-negara yang nonproliferasi senjata nuklir. Padahal, kata Retno, yang sebetulnya harus juga dipikirkan adalah humanitarian impact-nya juga. ”Implementasinya jangan hanya nonproliferasi. Tapi ada dua isu yang snagat penting untuk terus didorong. Yakni masalah perlucutan senjata dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai,” jelasnya. (and)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top