RUDI HARTONO/RADAR KARANGANYAR |
Sehari-hari, Udin dikenal akrab dengan anak usia SD hingga SMP. Namun, di balik sifat ramahnya itu, pria yang awalnya menjadi pemulung ini menyimpan kebusukan. Dia menyodomi anak-anak di Desa Tegalgede sejak 2003. Tragisnya lagi, beberapa anak mendapatkan kekerasan seksual lebih dari satu kali dengan imbalan Rp 2.000 – Rp 5.000.
Ulah predator tersebut terbongkar setelah satu anak usia SD bercerita kepada gurunya bahwa telah mendapatkan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Udin. Cerita tersebut kemudian disampaikan ke orang tua anak dan dilaporkan ke polisi. Udin ditangkap Rabu (15/3) saat bekerja sebagai pembantu di salon desa setempat.
“Dari pengakuannya, pelaku sudah melakukan pencabulan kepada korban (yang sudah melapor, Red) dan 15 anak lainnya yang tinggal di desanya (Tegalgede, Red),” tegas Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak saat gelar perkara, Senin (20/3).
Udin melakukan aksinya tak jauh dari SD desa setempat dengan memilih tempat yang relatif sepi dari aktivitas warga. Dia mengiming-imingi anak-anak dengan uang Rp 2.000 – Rp 5.000. “Semua korban merupakan anak laki-laki berusia sekitar 8-10 tahun. Ini baru ada dua orang tua yang melapor. Kami harapkan orang tua lainnya segera melapor,” ujar kapolres.
Selain menangkap Udin, polisi menyita barang bukti berupa baju dan celana pendek warna biru. Termasuk hasil visum anak yang menjadi target tindak asusila Udin. Atas perbuatannya, Udin bakal dijerat dengan Undan-Undang Perlindungan Anak.
Sementara itu, Udin mengaku, menyodomi anak-anak karena dahulu, ketika masih tinggal di Kabupaten Demak, Jateng, dia juga menjadi sasaran kejahatan seksual. “10 tahun lalu saya sempat dilakukan hal yang sama oleh teman saya,” ungkapnya. (rud/wa)