• Berita Terkini

    Sabtu, 11 Februari 2017

    Sunarti tak Menyangka Masakannya Bisa Racuni Puluhan Orang

    PURBALINGGA- Malam itu Suharti (41) yang tinggal di RT 1 RW 3 Dukuh Loji Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet tak menyangka masakannya berujung persoalan serius pelanggannya. Dia yakin selama kurang lebih dua tahun usaha mengolah daging ayam tidak pernah ada masalah, apalagi sampai membuat orang diduga keracunan.

    Bahkan dia mengaku semua tahapan pengolahan, sejak dari daging dipotong- potong sampai memasak, diberi bumbu dan dikemas, tidak pernah berubah. Artinya tidak pernah ditambahkan bahan lain.

    “Minyak gorengpun saya gunakan yang kemasan. Bahkan panci tempat mengolah serta wajan atau penggorengan selalu dibersihkan. Tapi tidak tahu kenapa, semua sudah seperti biasanya, tiba- tiba orang- orang yang makan justru terganggu kesehatannya. Kalau saya yakin dari dagingnya,” ungkapnya didampingi suami, Janatin, Jumat (10/2) di rumahnya.

    Sukarti bahkan mengungkapkan daging ayam yang dia dapatkan dari peternak untuk diolah kemarin sudah siap potong. Dia menerima 10 kilogram daging ayam broiler dalam keadaan biasa. Tidak ada perubahan warna atau bau dan lainnya.

    “Saya sudah sangat hafal jika daging itu ada perubahan dan tidak baik. Selama ini yang saya olah tidak ada perubahan bentuk, warna dan bau sedikitpun. Kalau daging 10 kilogram bisa jadi 80 kemasan,” tambahnya.

    Usai menyiapkan daging sesuai ukuran, maka dia mulai merebusnya selama kurang lebih satu jam. Usai direbus, lalu dibiarkan sebentar sambil menyiapkan bumbu dan dimasak atau rebus lagi sejam. Jika sudah siap, maka bumbu balado yang mirip rica- rica dicampurkan dan dimasak lagi kurang lebih satu jam.

    “Semua diolah sampai memakan waktu masak 3 jam. Anggapan saya, dengan waktu selama itu, kuman maupun kandungan bakteri sepertinya sudah mati. Karena biasanya juga tidak pernah ada gangguan ke pencernaan selama dua tahun saya usaha,” rincinya.

    Usai makanan olahan cukup hangat dan sudah masak, maka siap dibungkus dengan plastik biasa. Tergantung jenis bagian ayam yang diinginkan, bisa paha, dada sampai kaki dan kepala. “Karena terbiasa, pembeli juga ada yang langsung datang ke rumah saya dan ada juga yang titip dan saya jajakan atau antar ke pekerja Plasma rambut di dekat rumah saya. Untuk ayam panggangnya juga sama pengolahannya memakan waktu total 3 jam,” tuturnya.

    Atas kejadian itu, Sukarti mengungkapkan untuk sementara berhenti usaha pengolahan daging ayam lagi. Dia masih trauma dan masih penasaran dan bertanya- tanya ada apa dengan masakannya. "Saya dan suami ingin masalah ini segera ada titik terang. Tak aada maksud atau bahkaan kesengajaan saya memasak untuk membuat dan berpotensi mengganggu kesehatan orang lain. Ayah saya juga makan dan sempat dirawat, saat ini sudah rawat jalan,” ungkap perempuan berjilbab ini, kepada Radarmas. (amr)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top