• Berita Terkini

    Selasa, 07 Februari 2017

    Gara-Gara SMS, Pria di Semarang Bantai Mantan Mertua

    ADITYO DWI/JAWA POS RADAR SEMARANG
    SEMARANG - Aktivitas perdagangan di dalam Pasar Jatingaleh, Senin pagi (6/2) kemarin pukul 08.00, dikejutkan adanya peristiwa tragis. Seorang pedagang es kelapa muda tewas bersimbah darah usai dibantai oleh mantan menantunya di dalam pasar. Pembantaian sadis ini diduga dilatari dendam pribadi.

    Korban tewas diketahui bernama Turodhi alias Totok, 57, warga Delik Rejo, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Korban yang terkena bacokan parang dan golok di bagian tubuh dan kepala, akhirnya tewas dalam perjalanan saat dibawa ke rumah sakit.

    Sedangkan pelaku bernama Sigit Prasetyo, 30, asal Kini Balu Tandang, Kecamatan Tembalang, langsung diamankan aparat Polsek Banyumanik tanpa perlawanan di lokasi kejadian. Beserta alat bukti senjata tajam (sajam) yang dipakai untuk menghabisi nyawa mantan mertuanya tersebut.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Semarang, saat kejadian suasana di dalam lingkungan pasar sangat ramai. Bahkan toko roti milik Warseno yang menghadap lapak tempat jualan korban di dalam Pasar Jatingaleh bagian belakang, juga ramai pembeli. Tak ada yang mengetahui persis awal kejadian tersebut. Tiba-tiba warga dikejutkan oleh suara gaduh beserta teriakan korban.

    ”Tahu-tahu banyak orang menjerit-jerit pas dengar ada teriakan minta tolong. Terus Pak Totok ambruk tengkurap di depan tokonya Pak Seno (Warseno, Red). Kepala sama lehernya sudah berdarah-darah,” ungkap Parni, pedagang kelapa parut di lokasi kejadian yang berhasil ditemui Jawa Pos Radar Semarang, Senin (6/2) kemarin.
    Parni sendiri mengaku tidak mengetahui persis awal kejadiannya, lantaran sedang beraktivitas di dalam lapaknya. Hanya saja, tiba-tiba dikejutkan suara gaduh dan teriakan histeris saat pelaku dibacok korban.

    ”Suarane kenceng banget, terdengar lebih dari dua kali. Seperti orang mbacok degan (kelapa muda). Ya mungkin awalnya bacok-bacokan di tempat jualannya Pak Totok. Terus dikejar dibacoki sampai ambruk di depan toko Pak Seno itu,” terangnya.

    Parni menduga, peristiwa pembacokan Sigit terhadap Totok dilatarbelakangi dendam pribadi. Namun demikian, Parni enggan membeberkan detail dendam pribadi yang dimaksud. Hanya saja, perempuan ini mengatakan persoalan rumah tangga. ”Dia (pelaku, Red) itu kan mantan menantunya. Tapi sepertinya ada masalah pribadi sampai mungkin menyimpan dendam,” katanya.

    Parni menambahkan, sebelum peristiwa ini terjadi, pelaku juga sempat melihat pelaku mendatangi tempat jualan mantan mertuanya di dalam pasar. Pelaku datang sendirian sambil menenteng tas dengan wajah yang kurang bersahabat.

    ”Sabtu (4/2) kemarin, dia (pelaku, Red) datang ke sini sendirian. Duduk di situ, di depan tempat jualan saya. Sepertinya mencari Pak Totok, tapi tidak ketemu. Karena, Pak Totok tidak jualan. Sampai sekitar pukul 15.00 (sore), kalau gak salah,” terangnya.

    Namun demikian, Parni mengaku tidak menyapa kedatangan mantan menantu Totok tersebut. Hanya saja, pada Senin pagi (6/2) kemarin, Parni sempat menyampaikan kepada Totok tentang kedatangan mantan menantunya yang menunggu di lapaknya yang hanya berjarak kurang lebih lima meteran.

    ”Pagi tadi dia (Totok, Red) juga ke sini menukar uang Rp 5 ribuan. Terus saya omongi (kasih tahu, Red), Pak kemarin Sigit datang ke sini. Terus Pak Totok hanya menjawab, yo wes ben yen geger yo ben geger sisan tak ladeni (Kalau mau geger ya biar geger sekalian, akan saya hadapi),” katanya menirukan ucapan korban.
    Pedagang lain, Aminah juga menduga keduanya memiliki dendam pribadi sejak lama. Namun perempuan ini juga enggan menjelaskan akar masalah dari peristiwa tersebut. Aminah melihat pelaku, memang mengesankan sangat sadis dan berdarah dingin. ”Dia (pelaku, Red), itu kan kernet bus jurusan Ambarawanan. Masalah ini sebenarnya sudah lama,” katanya.

    Selain itu, Aminah juga menyebutkan korban sudah lama berjualan es kelapa muda di dalam Pasar Jatingaleh. Sedangkan istri korban juga berjualan di sekitaran Pasar Jatingaleh. ”Jualan es irengan, dawet di depan pasar. Kalau Pak Totok jualan di sini sudah lama,” imbuhnya.

    Sementara warga sekitar Pasar Jatingaleh yang mengaku bernama Joni mengungkapkan hal sama dengan Aminah. ”Habis mbacok, dia (pelaku, Red) duduk di depan Pak Totok. Gak tahu kenapa. Cuma orang yang melihat itu pada bilang, tidak memiliki rasa penyesalan. Duduk santai di tanah. Orang-orang juga pada takut melihatnya,” katanya.
    Sementara pantauan Jawa Pos Radar Semarang petugas Tim Inafis Polrestabes Semarang yang mendapatkan informasi ini langsung turun ke lokasi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Bahkan warga yang menyaksikan olah TKP, langsung berteriak histeris saat melihat darah segar yang ditutupi kardus bekas ketika dibuka petugas Inafis.

    Sakit Hati Dibilang Tak Punya Otak

    Kini pelaku telah digelandang ke Mapolsek Tembalang, Senin (6/2) kemarin. Pelaku diamankan aparat tanpa perlawanan di tempat kejadian perkara (TKP) beserta barang bukti yakni dua alat senjata tajam (sajam) parang dan golok yang telah dipersiapkan pelaku dari rumah.

    Saat ditemui di Mapolsek Banyumanik, pelaku Sigit terlihat santai. Raut wajah laki-laki berperawakan tegap dan gempal ini mengaku tidak menyesali perbuatannya. Bahkan ia sempat menyatakan puas setelah menghabisi nyawa mantan mertuanya yang telah dia beri dua cucu. ”Aku wes puas (aku sudah puas, Red),” kata Sigit saat digelandang di Mapolsek Tembalang, Senin (6/2) kemarin.

    Sigit juga mengakui aksi brutalnya dilakukan lantaran merasa sakit hati dengan kata-kata mantan mertuanya yang disampaikan melalui pesan singkat SMS yang dikirim ke nomor handphone-nya. Kata-kata mantan mertuanya dinilai sangat merendahkan dirinya. ”Saya dendam dan sakit hati sama dia. Sudah dua kali SMS ke saya, isinya SMS, katanya saya tidak punya otak,” katanya.

    Selain itu, Sigit juga kesal dengan kata-kata yang disampaikan oleh korban. Ia dituduh tidak pernah memberikan nafkah kepada kedua anaknya yang sekarang ikut mantan istrinya. ”Tidak punya otak dan tidak pernah menafkahi dua anak saya. Anak saya sekarang ikut ibunya,” jelasnya.

    Kata-kata makian itulah yang dianggap Sigit membuatnya sakit hati dan naik pitam. Bahkan, jauh-jauh hari, ia sudah merencanakan aksi balas dendam. Yakni, dengan cara menyambangi lapak mantan mertuanya yang setiap hari berjualan kelapa muda di dalam Pasar Jatingaleh. ”Sudah saya niati dari rumah, sudah saya bawakan parang,” katanya.
    Sebelum peristiwa pembacokan terjadi, Sigit mengaku telah mendatangi orang yang dianggap menyakiti hatinya pada Sabtu (4/2) lalu. Namun upaya tersebut gagal, karena tidak bertemu dengan korban yang sedang ada keperluan di Purworejo. Hingga akhirnya niatan tersebut diulangi lagi dan mendapati korban sedang di dalam lapaknya, Senin (6/2) kemarin.

    ”Begitu turun dari bus di Pasar Jatingaleh, saya langsung mencarinya. Begitu ketemu, langsung saya bacok berkali-kali. Lupa, berapa kali gak ingat (bacokan, Red). Kemudian saya lari, tapi dikejar warga dan terjatuh,” katanya.

    Pada kesempatan yang sama, Kapolsek Banyumanik Kompol Retno Yuli menjelaskan bahwa peristiwa terjadi saat korban sedang berada di dalam pasar jualan es kelapa muda, sekitar pukul 08.00. Tidak lama kemudian, pelaku tiba-tiba muncul dan langsung membabi buta menyerang korban dengan parang sepanjang 50 sentimeter.
    ”Pelaku datang sudah membawa parang dan langsung membacok korban. Parang itu sempat terlepas dari tangan pelaku. Lantas mengambil golok yang biasa digunakan mengupas kelapa muda,” jelasnya.

    Pelaku yang sudah kalap, langsung memburu korban dengan golok yang digenggam ke arah korban. Korban yang tak kuasa menghindar, akhirnya terkena sabetan sajam hingga jatuh tersungkur bersimbah darah. ”Korban sempat berusaha menyelamatkan diri, tapi pelaku kembali membacok kepala korban,” katanya.

    Setelah membacok korban berkali-kali, pelaku berusaha melarikan diri. Namun upaya tersebut tidak berhasil, lantaran warga yang mengetahui kejadian tersebut, berteriak-teriak hingga menimbulkan suara gaduh di tengah pasar. Akhirnya pelaku dapat ditangkap dan sempat dibawa ke kantor Kelurahan Tinjomoyo yang dekat dengan Pasar Jatingaleh. ”Pelaku sempat mau kabur dan ditangkap warga. Sempat akan dikeroyok juga. Namun petugas langsung mengamankan pelaku,” ujarnya.

    Menurut Retno, aksi pembacokan yang dilakukan pelaku terhadap korban sudah direncanakan jauh-jauh hari. Hal itu berdasarkan keterangan pelaku yang mengaku sudah membawa parang dari rumahnya untuk menghabisi nyawa korban. ”Pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap korbannya. Terbukti dari rumah sudah membawa parang. Dari pemeriksaan pada tubuh korban, ada banyak luka bacokan, paling parah di kepala korban. Pelaku bahkan sudah tidak mengingat berapa kali membacok korbannya,” jelasnya.
    Barang bukti yang disita polisi dalam kasus ini adalah dua senjata tajam berupa parang milik pelaku dan golok milik korban. Dua alat tersebut yang digunakan Sigit untuk menghabisi korban. ”Pelaku ini mantan menantu korban. Ia menikah dengan anak pertama korban dan bercerai pada tahun 2012 silam,” imbuhnya.

    Pelaku saat ini telah ditahan dan mendekam di sel tahanan Mapolsek Tembalang untuk menjalani proses hukum selanjutnya. Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. (mha/ida/ce1)
    Terancam 12 Tahun Penjara, Pelaku Merasa Puas

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top