Keduanya yakni, Sara Abita Defantari (15) warga Desa Geparang, Kecamatan Purwodadi dan Fena Melinda Posende, (15) warga Desa Keduren, Kecamatan Purwodadi. Kemampuan akting mereka mampu menyisihkan 18 peserta lain dari seluruh sekolah di Jawa Tengah.
Kepada Ekspres, Sara menjelaskan, dalam lomba itu ia mendramakan naskah berjudul "sekolah unggulan". Dalam drama ini dirinya berperan sebagai seorang ibu tua yang telah menghabiskan seluruh hartanya untuk menyekolahkan anak perempuanya, Sekar. Lakon Sekar diperankan oleh Fena.
Drama "sekolah unggulan", menurut Sara adalah drama yang syarat akan nilai. Dimana disekolah, Sekar yang mempunyai kemampuan menyanyi luar biasa tidak ditanggapi sekolah lantaran system sekolah yang hanya berbasis pada uang."Jadi Sekar ini tidak lulus menyanyi karena dia tidak bisa deklamasi dan nembang (nyanyi.red). Padahal Sekar mempunyai suara yang sangat bagus. Itu karena dia tidak bisa mengeluarkan suara emasnya, ia tidak dilatih disekolahnya, sekolahnya hanya mementingkan uang saja tanpa mementingkan kualitas siswa," katanya, kemarin.
Fena yang dikonfirmasi mengungkapkan, dirinya tidak menyangka mampu menjadi juara pada ajang itu. Menurutnya penampilan-penampilan lawanya dalam lomba tersebut lebih baik dari dirinya. "Tidak menyangka bisa menang. Padahal yang lain banyak yang lebih bagus, kita minder. Tapi kita bersyukur bisa membawa nama baik Kabupaten Purworejo disana,” katanya.
Menurut keduanya, keberhasilanya diatas panggung tidak lepas dari usaha, doa dan dukungan semua pihak serta kesabaran pelatih yang terus mengampu mereka selama latihan berlangsung. Meski waktu persiapan yang minim keduanya mampu mengeluarkan penampilan emasnya diatas panggung. "Waktu latihan memang mepet, kita dilatih cuma dua mingguan. Lima kali pertemuan selebihnya kita latihan sendiri," katanya. (ndi)
