• Berita Terkini

    Kamis, 05 Januari 2017

    Lima Korban Zahro Teridentifikasi

    JAKARTA - Satu per satu korban meninggal insiden terbakarnya KM Zahro Express berhasil teridentifikasi. Kali ini, lima orang berhasil   teridentifikasi? oleh Tim  Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.

    "Hari ini, ada tambahan lima yang teridentifikasi?. Jadi, totalnya ada 15. Hari ini lima ditambah kemarin 10 orang," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Didi Agus M,  kemarin.

    Lima orang itu adalah Ai Kusminar, Bekasi, Iwan Kurniawan, Bandung, Eha Julaeha, Ciawi, George, Bogor, dan Indra Sumarnis, Jakarta Barat.   Ai, Eha, Iwan dan Indra  adalah empat dari sisa 12 jenazah yang  diterima RS Polri Minggu 1 Januari. Sementara jenazah George baru tiba
     di RS Polri Rabu siang.

    Didi mengatakan hasil identifikasi ini didapat setelah tim DVI  mencocokkan data post mortem dan ante mortem korban berupa data rekam gigi. Diddi mengatakan, mayat George yang saat itu ditemukan di  sebelah timur. Tepat di perbatasan dengan tempat berlabuhnya kapal-kapal yang berjangkar luar dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta

    Utara sekitar 08.00. Selain dua buah handphone, petugas menemukan uang  senilai Rp 1,4 juta dan uang tunai 10 Dolar Amerika, serta arloji merk Swiss Army, dari sosok mayat yang diketahui bernama George Bernard  Christoper tersebut



    Memang benar ada penemuan sesosok mayat pria sekitar pukul 08.00 WIB  di sebelah timur perbatasan Pelabuhan Tanjung Priok ya. "Mayat, dievakuasi oleh Tim SAR Dit Pol Air Polda Metro Jaya menggunakan kapal Patroli KP - VII 2001," jelasnya.



    Diketahui, mayat pria tersebut bernama George Bernard Christoper,merupakan warga di Jalan Cendawan B RT 01/08 Kelurahan Ciparangi,  Bogor. "Ciri-ciri korban itu  mengenakan kaos bertuliskan Bhancer, celana Levis, d?an tubuhnya sudah membengkak. Tubuh pria berumur 26
     tahun itu pun sudah kaku," terangnya.



    Polisi kembali memeriksa saksi pada kasus KM Zahro Ekspress yang terbakar di Kepulauan Seribu. Saat ini, polisi juga tengah bekerja sama dengan KNKT dan Dirjen Perhubungan Laut mendalami unsur kelalaian di kasus tersebut.


    Selain itu, penyidik juga akan mencari pemilik kapal yang mengangkut penumpang sebanyak 191 orang itu. Direktur Polisi Perairan Polda Metro Jaya Kombespol Hero Hendrianto mengatakan, polisi masih mendalami insiden KM Zahro yang terbakar dan memakan puluhan korban jiwa tersebut di Kepulauan Seribu.

    Polisi pun masih terus mencari dan memeriksa saksi di kasus tersebut."Saksi yang sudah dimintai keterangan bertambah satu orang, kami sudah minta keterangan dari  kantor Syahbandar pula seputar waktu keberangktan pelayaran KM Zahro," kata Hero Hendrianto di Mapold  Metro Jaya, kemarin.



    Soal SOP kapal, polisi tengah berkoordinasi dengan Direktorat Perhubungan Laut. Pengecekan SOP itu untuk mengetahui proses apa saja yang telah dikakukan kapal KM Zahro  sebelum berlayar di perairan. Begitu juga SOP secara umum tentang kapal laut antarpulau Indonesia ini.

    "Unsur kelalaian masih kami investigasi terus, sekarang kami kordinasi dengan KNKT dan Dirjen Perhubungan Laut," tuturnya

    Dia menambahkan, pihak kepolisian masih mendalami siapa saja yang terlibat dalam kasus KM Zahro tersebut. Saat ini, jumlah tersangka pu  masih sama, yakni Nahkoda KM  Zahro. Namun, tak menutup kemungkinan akan adanya tersangka baru.

    "Semua masih kami dalami dahulu siapa yang terlibat, kalau setelahanalisa memang ada yang memenuhi unsur akan kami tersangkakan," tuturnya. Adapun pemilik kapal KM Zahro, kata Hero, polisi masih terusmencarinya dibantu jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "Pemilik
     kapal masih berstatus saksi," tambahnya.



    Untuk melakukan pencarian korban, kata Hero, Polda akan bekerja samadengan TNI AL dan Basarnas untuk mencari korban hilang KM Zahro Expressm yang terbakar di perairan Kepulauan Seribu. Bahkan, belasankapal yang dikerahkan mencari korban hilang, termasuk kapal perang TNI
     AL.



    Hingga hari ke-4, pihaknya  telah mengerahkan empat kapalnya untukmenelusuri korban hilang tersebut di Kepulauan Seribu. "TNI AL dariLantamal juga memberikan 2 kapal perang dan 2 kapal patrolinya mencarimorban hilang itu. Belum lagi kapal dari Basarnas," ujarnya.



    Dia menjelaskan wilayah pencarian korban itu dimulai dari PelabuhanTanjung Priok sampai ke kawasan Timur Kepulauan Seribu, yakni Pelabuhan Tanjung Karawang. Sedang  dari instansi lain, semua diatur oleh Basarnas. Adapun waktu pencarian itu dilakukan selama 7 harian
     dan saat ini sudah memasuki waktu keempat hari.

     "Kita lihat lagi ke depan, kalau butuh tindakan lebih lanjut, pencarian kami akan teruskan atau perpanjang pada korban hilang yang hingga kini masih terus diklarifikasi lagi (jumlah dan identitasnya), ucapnya.



    Sementara bangkai kapal KM Zahro Express mulai diangkat dari dermaga Kaliadem, Muara Angke. Pengangkatan kapal yang mulai tenggelam itu menggunakan drum kosong. Puluhan drum kosong terlihat dipasang di sekeliling kapal untuk mengangkat kapal perlahan-lahan. Selama proses itu, awak media dilarang mendekati dan melewati garis polisi hinggakapal berhasil terangkat ke atas permukaan laut. Para jurnalis hanyabisa mengamati dari jarak lima meter. (gum)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top