• Berita Terkini

    Jumat, 13 Januari 2017

    Cinta tak Direstui, Pemuda Pekalongan Pilih Gantung Diri

    WAHYU HIDAYAT
    PEKALONGAN  - Seorang pemuda bernama M Mafatikhul Faza (24), warga Pringlangu gang 5 RT 06 RW 16 Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri dengan cara gantung diri di dalam kamarnya, Kamis (12/1) siang.

    Pemuda yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan sebuah SPBU di Jalan Urip Sumoharjo, Kradenan, Pekalongan Selatan, ini ditemukan sudah tak bernyawa oleh sang ayah, sekitar pukul 12.30 WIB.

    Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, anak pertama dari tiga bersaudara putra pasangan M Ridwan dan Uswatun itu ditemukan dalam keadaan leher masih menggantung pada seutas tali rafia yang diikatkan pada lubang angin atau ventilasi di kamarnya.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh ayah korban, selepas dhuhur. Saat itu, ayah korban bermaksud membangunkan korban yang masih di dalam kamar untuk salat dhuhur. Namun meski telah dipanggil berulangkali, tak ada jawaban dari korban.

    Ternyata, pintu kamar korban terkunci dari dalam. Khawatir terjadi sesuatu, ayah dan saudara korban mendobrak pintu kamar. Ternyata, korban sudah menggantung pada seutas tali rafia. Melihat hal itu, orang tua dan saudara korban langsung menurunkan tubuh korban. Namun ternyata korban sudah tidak bernyawa. Di dalam kamar itu, ditemukan secarik kertas berisi tulisan tangan korban. Isinya tentang permintaan maaf korban kepada orang tua dan kekasihnya.

    Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enriko Sugiharto Silalahi, melalui Kasatreskrim AKP Windoyo, menuturkan pihaknya menerima laporan dari masyarakat bahwa ada salah satu warga meninggal dunia, diduga gantung diri. "Kami bersama anggota kemudian melaksanakan olah TKP. Di TKP ternyata korban sudah diturunkan dari posisi semula. Posisinya terbaring di atas tempat tidur. Yang menurunkan orang tuanya. Sehingga kami tidak bisa maksimal dalam melaksanakan olah TKP," ungkap Windoyo.

    Pihaknya kemudian meminta izin ke orang tua kandung korban untuk melakukan pemeriksaan awal, yakni visum et repertum terhadap jasad korban di rumah sakit. Namun orang tua korban tidak mengizinkan. "Kami tidak bisa memaksa yang bersangkutan. Akhirnya kami meminta orang tua korban untuk membuat surat pernyataan terkait penolakan terhadap proses visum tersebut," tuturnya.

    Ditanya mengenai motif yang melatarbelakangi kenapa korban sampai nekat bunuh diri, Windoyo belum bisa menjelaskan secara pasti. "Motifnya apa, dugaan awal karena apa, masih kita selidiki," imbuh Windoyo.

    Kabar meninggalnya korban itu, menarik perhatian warga sekitar. Mereka penasaran ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. (way)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top