• Berita Terkini

    Rabu, 21 Desember 2016

    Wayang Buatan Pekalongan ini Mendunia

    MUHAMMAD HADIYAN
    Satu Set Butuh Waktu Satu Tahun, Harganya Rp500Juta

    Dari internet, Ki Gondo Margono (67), perajin wayang kulit asal Desa Pait RT. 2 RW 3, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan dicari kolektor-kolektor wayang dari dalam dan luar negara. Karyanya yang artistik dan sangat detail membuatnya menerima banyak pesanan. Seperti apa?

    --------------------

    M Hadiyan, PEKALONGAN
    ---------------------

    WAYANG kulit buatan Gondo Margono (67), perajin asal Desa Pait RT. 2 RW 3, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan dipesan pembeli dari luar negeri, antara lain Jepang, Korea, dan Perancis. Kerajinan wayang kulit Gondo ini dikenal para konsumen dari manca negara melalui internet.

    "Mereka tahu dari internet. Saya merasa tidak mempromosikan lewat internet. Entah siapa yang memasarkan lewat internet," ungkap Gondo di rumah sekaligus galerinya, kemarin.

    Tentu ini menjadi berkah bagi Gondo. Selain pembeli dari luar negeri, wayang kulit Gondo juga banyak dipesan para dalang dan kolektor wayang di hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, dan Kepulauan Riau serta Sumatera.

    Wayang kulit Gondo terbuat dari kulit sapi dan kulit kerbau. Harga wayang kulit yang ia tawarkan bervariasi, mulai Rp 500 ribu hingga Rp 3 jutaan. Proses pembuatan satu tokoh wayang memerlukan waktu setengah bulan. Sementara itu, jika satu set, perlu waktu hingga satu tahun lebih. Maka tak heran, untuk harga satu setnya mencapai sekitar Rp 500 juta.

    Gondo mengerjakan pesanan wayang kulit seorang diri. Dia sudah mengerjakan kerajinan wayang kulit sejak tahun 1959, satu tahun setelah dirinya menjadi dalang. Sejak awal, Gondo khusus membuat wayang klasik.

    Bakat seni rupanya turun kepada anak ke-lima nya, Sudanang, yang kebagian membuat wayang kreasi baru, seperti tokoh politik, negarawan atau birokrat yang dibuat wayang.

    Kulit sapi dan kulit kerbau yang menjadi bahan baku pembuatan wayang, diakui Gondo, tidak sulit didapatkan. Begitu juga dengan pewarna berupa pigmen, mudah dicari karena Pekalongan merupakan sentra batik dan tekstil yang banyak menyediakan pewarna. Di sela-sela mengerjakan pesanan wayang klasik, Gondo juga masih sering dipanggil untuk mendalang.

    "Belum lama ini saya sempat tampil mendalang di Hotel Sahid Pekalongan untuk mendalang, di hadapan para pegawai perpajakan," tutur dia.
    Sementara itu Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menerangkan, bahwa Kabupaten Pekalongan punya potensi perajin wayang. Ia menyebutkan, Ki Hondo Margono merupakan salah satu dari seorang perajin wayang yang handal, bertalenta dan turun temurun.

    Hasil karya pria yang tinggal di Spait Kecamatan, Siwalan ini diakui sagat halus dan detail. Sehingga banyak diminati oleh penikmat wayang dari eropa. Mulai dari Prancis, Belanda, Inggris dan Negara-negara seperti Asia Jepang China dan Korea.

    "Mereka senang sekali melihat wayang hasil pahatan handmade buatan Pak Gondo. Saya berterimakasih karena ki Gondo sudah mengajarkan tentang seni pahat wayang kepada anak-anaknya sehingga sekarang ada regenerasi," tandasnya.

    Harga wayangnya selaras dengan produksinya. Satu wayang ini paling murah seharga 500 ribu, bahkan ada yang puluhan juta rupiah. Beberapa dalang kondang yang sering menggunakan wayang pahatan Ki Gondo ini antara lain adalah Ki Dalang Enthus Susmono yang juga menjabat sebagai Bupati Tegal.
    "Silahkan kalau ingin melihat proses pembuatan wayang kulit yang sangat detail dan artistik yang sudah dibikin sekian tahun oleh Ki Gondo," kata Bupati.
    Totalitasnya terjun dalam seni pembuatan wayang membuatnya dicari dan menerima banyak pesanan. Untuk membuat lakon wayang pesanan tertentu, ia akan melakukan beberapa tarekat. "Dia lakoni dengan prihatin juga dengan berpuasa sehingga hasilnya betul-betul luar biasa, layaknya  karya seorang adiluhung yang menguasai seni pahat wayang di Kabupaten Pekalongan," tandasnya. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top