• Berita Terkini

    Rabu, 16 November 2016

    Polres Sragen Buru Pembuat Isu Penculikan

    AHMAD KHAIRUDIN/RADAR SRAGEN 
    SRAGEN – Isu penculikan yang santer dibicarakan masyarakat Sragen akhir-akhir ini dinilai hanya ingin membuat kekacauan. Kepolisian menegaskan tak ada penculikan di Sragen. Bahkan saat ini pihaknya tengah berupaya memburu dalang dibalik kekacauan tersebut.

    Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso menyangkal terkait adanya upaya penculikan di Sragen. Dia menegaskan sampai saat ini tak ada kejadian penculikan yang menyasar siswa sekolah di Sragen. Bahkan sampai saat ini pihaknya masih memburu aktor intelektual dibalik isu penculikan itu.

    ”Kami selidiki asal muasal berita itu darimana, dan siapa yang mulai menyebarkan isu. Karena sifatnya random. Dimana mana ada dan menyebar, sedang anggota yang melacak juga tak menemukan ada tindak penculikan,” terangnya pada wartawan, Selasa (15/11).

    Cahyo justru mengimbau pada warga untuk tidak menyebarkan berita penculikan yang tak jelas kebenarannya. Dia menegaskan saat ini ada undang–undang informasi teknologi (IT) yang dapat menjerat pelaku yang menyebarkan berita bohong dan kebencian serta mengganggu kamtibmas. ”Himbauan saya, terhadap viral broadcast hati-hati. Ada undang-undang IT. Isu yang tak benar akan terkena UU IT. Jadi jangan kirim berita yang tidak tepat,” tegasnya.

    Kapolres menegaskan jika terjerat masalah pidana tentang IT, maka pelaku dapat terancam hukuman lebih dari lima tahun. ”Jadi jangan sembarangan sebarkan berita yang tak jelas asal usulnya,” imbuhnya.

    Kapolres juga menyampaikan sudah melakukan upaya antisipasi dengan menerjunkan anggota kepolisian ke sekolah-sekolah, baik Polsek maupun Polres. Selain itu pihaknya berharap bantuan warga yang mengetahui upaya tindak penculikan dengan memfoto dan merekam.

    Pihaknya sudah menyediakan hotline laporan dengan menghubungi 081229819321. Selain itu semua jajaran mulai dari Polres hingga Babinkamtibmas siap menerima laporan dari warga.

    Sementara itu, Wakil Bupati Dedy Endriyatno menyampaikan hal ini membuat orang tua was was. Ditambah dengan isu ini membuat orang tua tak fokus saat bekerja. Namun demikian sisi positif dari adanya isu ini, orang tua menjadi lebih perhatian pada anak. Bahkan orang tua lebih waspada dalam melindungi anak–anaknya.
    ”Ini membuat fokus kegiatan tak nyaman. Saya himbau tak berlebihan meski tetap waspada,” ujarnya. (din/edy)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top