• Berita Terkini

    Kamis, 27 Oktober 2016

    Kesenian Kepang Pur Butuh Perhatian

    sudarnoahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Kesenian tradisional Kepang Pur yang berkembang di wilayah Kecamatan Ambal dan sekitarnya kondisinya sangat memprihatinkan. Selain minim generasi, minimnya perhatian dari pemerintah juga mengancam kesenian masyarakat ini "gulung tikar".

    Saat ini, kesenian tradisional perpaduan antara kesenian kuda lumping dan dolalak itu bertahan dalam keterbatasan. Mulai dari kostum hingga peralatan gamelan pengiring yang sudah tidak layak. "Kami memang bertahan seadanya," kata Sessepuh Paguyuban Seni Turonggo Resmi Ambal, Mbah San Pawiro Rebo, kepada Kebumen Ekspres, kemarin.

    Mbah San Pawiro menuturkan, sejak tahun 1970 pihaknya mencoba melestarikan kesenian tradisional asli Ambal itu dengan mendirikan Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal. Bersama 30 orang anggotanya mereka berkomitmen menjaga bentuk kesenian kuda kepang yang oleh masyarakat sekitar disebut Kepang Pur.

    "Ini memang menjadi kewajiban kami nguri uri kesenian warisan dari leluhur kami," tuturnya, disela-sela acara Suran Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, di kediamannya yang berada di Dukuh Manis Jangan RT 01 RW 03 Desa Ambalresmi, Kecamatan Amba, kemarin.

    Saat ini, kata dia, terdapat dua kelompok kesenian kepang pur, yaitu kepang pur laki-laki dan kepang pur wanita. Selain kepang pur, Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, juga menjadi tempat bertahannya kelompok kesenian pencak silat atau konto.

    Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen, Pekik Sat Siswonirmolo, yang hadir pada pagelaran kesenian tersebut, menyatakan bangga. Namun juga terharu, menyaksikan semangat Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal. Meski dalam keadaan yang serba terbatas, baik dalam kostum maupun peralatan gamelan pengiring, akan tetapi tetap gigih berkesenian.

    Pada kesempatan itu, DKD Kebumen meminta maaf pada komunitas kesenian tersebut. Hal itu lantaran DKD Kebumen tidak dapat memberi bantuan apa-apa. Mengingat kondisi DKD Kebumen sendiri sampai saat ini juga masih serba terbatas.

    Disamping DKD belum memiliki tempat sekretariat, juga belum memiliki dana operasional untuk kegiatan. "Untuk itu DKD hanya berdoa semoga Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal dapat terus lestari dan lebih berkembang," tuturnya.

    Sementara itu, sudah menjadi agenda rutin setiap bulan sura dalam kalender Jawa, masyarakat di daerah pesisir selatan Kebumen mangadakan berbagai kegiatan ritual budaya. Atau yang lebih dikenal tradisi suran.

    Kegiatan Suran merupakan ritus tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Sura (Muharam), merupakan bentuk ungkapan rasa syukur. Sekaligus media untuk memohon keselamatan serta kesejahteraan kepada sang khaliq.

    Demikian halnya yang dilaksanakan oleh Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal. Pada tasyakuran yang rutin selalu diselenggarakan setiap tahun pada bulan Sura oleh paguyuban Turonggo Resmi ini, digelar berbagai kesenian tradisional.

    Diawali dengan pentas kesenian Campursari, dilanjutkan dengan peragaan pencak Konto berpasangan oleh pasangan Sanpawiro Rebo. Kemudian kesenian Kepang Pur Wanita dan Kepang Pur Laki-laki lengkap dengan barongan.

    Tasyakuran Suran Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, berlangsung dari pukul 10.00 WIB hingga malam hari itu pun dihadiri ratusan warga sekitar, serta perangkat desa setempat.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top