• Berita Terkini

    Minggu, 11 September 2016

    Miliki Bobot 1,6 Ton, Sapi Jenis Limousin ini Laku Rp 150 Juta

    KARANGANYAR – Peringatan Hari Raya Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi Sunarwan, 45, warga Gulunan RT 2 RW 2, Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Sebab, detik-detik terakhir jelang Idul Kurban, sapi limousin miliknya laku Rp 150 juta. Sapi yang sudah berumur empat tahun itu beratnya mencapai 1,6 ton.

    Dikatakan Sunarwan, sapi yang diberi nama ”Si Cakrak” itu sudah berulang kali ditawarkan kepada Presiden Jokowi tahun lalu. Saat itu beratnya 1,5 ton. Namun keberuntungan baru menghampiri Sunarwan tahun ini. Seorang warga Tegal, Muhammad Salafudin, 39, bersedia membeli seharga Rp 150 juta. ”Sapi tersebut akan dikirim ke Tegal,” katanya kemarin.

    Ucapan syukur pun berulangkali dilakukan. Sebab tahun lalu juga sempat ditawarkan ke presiden, gubernur sampai bupati. Tapi tidak ada yang mau membeli. ”Selama saya pelihara sudah menjuarai berbagai perlombaan,” beber dia.

    Juara pertama yang diraih saat kontes dan lomba ternak sapi kategori non-PO se Provinsi Jawa Tengah-DIJ. Perlombaan itu digelar di Klaten November 2014. Saat itu, berat ”Si Cakrak” yang memasuki umur 2,5 tahun mencapai 1,5 ton.

    Sebenarnya ada dua sapi yang ditawarkan untuk dijual sebagai hewan kurban. Selain ”Si Cakrak”, ada satu sapi lagi yang diberi nama ”Jazen” yang sama-sama berjenis limousin. ”Saya beli saat umur enam bulan. Kemudian saya rawat selama empat tahun. Hasilnya bisa juara 1,” tuturnya.

    Terkait makanan yang diberikan, dia hanya memberi rumput raja atau rumput kolonjono. Selain itu juga diberi suplemen tambahan dari konsentrat. Untuk menjaga stamina, tiga hari sekali diberi air yang dicampur dengan gula Jawa. ”Rahasia sapi agar gemuk itu pokoknya makan kenyang tidur nyaman. Kebersihan tubuh, tempat tidur kering. Bahkan kandangnya juga saya kasih obat pengusir nyamuk,” ucap pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Karanganyar, ini.

    Biaya perawatan yang dikeluarkan tidak pernah menghitung secara rinci. Dia khawtir jika perhitungan hasilnya akan berbeda. ”Tidak pernah menghitung biaya perawatan keseharian ternak. Ini saya dasari karena suka memilihara sapi. Bahkan sapi ini sudah saya anggap sebagai saudara sendiri, saya elus-elus,” terangnya.

    Sementara itu, Muhammad Salafudin, pembeli sapi tersebut mengaku cukup sulit mencari sapi kurban yang berukuran jumbo. Dia sampai harus berputar ke sejumlah daerah. ”Setelah seminggu mencari, saya akhirnya dapat informasi ada sapi 1,6 ton yang mau dijual. Setelah saya cek dan harganya cocok lalu saya beli,” terangnya. Dikatakan, sapi tersebut akan dikurbankan untuk keluarga besarnya. (adi/un)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top