• Berita Terkini

    Minggu, 07 Agustus 2016

    Ancaman La Nina tak Surutkan Petani Tanam Palawija

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena alam La Nina yang akan memicu bertambahnya hujan di bagian Indonesia Barat termasuk Pulau Jawa. Kendati demikian beberapa para petani di Kabupaten Kebumen tetap menaman palawija. Padahal tanaman palawija tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik atau bakal mati jika terguyur hujan yang mempunyai intensitas tinggi.

    Jika El Nino umumnya bersifat mengurangi jumlah curah hujan, maka fenomena La Nina bersifat kebalikannya. La Nina justru akan meningkatkan hujan atau sering disebut dengan kemarau basah. Masyarakat Kebumen kerap mengatakan kemarau basah dengan istilah “rendeng kembar”.

    Pantauan Eskpres, beberapa petani di daerah selatan kabupaten berselogan Beriman ini, sudah melaksanakan panen padi. Beberapa diantaranya sudah melakukan penanaman palawaja berupa kacang hijau. Tanaman kacang hijau ada yang sudah tumbuh sekitar sepuluh centimeter, ada juga yang baru ditanam dengan "sistem panja".


    Sutiah (50) salah satu petani di Desa Karangglonggong Kecamatan Klirong disela-sela panja untuk menanam kacang hijau mengatakan, sudah menjadi kebiasaan bagi para petani untuk selalu menanam kacang hijau (palawija) usai panen musim taman (MT 2). “Kami sudah biasa kalau habis panen ya menaman kacang hijau,” tuturnya, Jumat (5/8) ditemani petani lainnya Laminem (56).

    Dijelaskannya, cara menanam kacang hijau dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dipanja, disebar dan di letakkan di bawah bekas tanaman padi. Jika menggunakan metode panja, meski tenaga yang dibutuhkan lebih banyak, namun jumlah benih yang ditebar lebih sedikit. “Selain itu hasil tanamannya juga lebih bagus,” katanya.

    Saat disinggung mengenai “rendengan kembar” Sutiyah mengatakan, manusia hanya berusaha dan hasilnya tentunya diserahkan pada yang maha kuasa. Sebab jika sawah hanya dibiarkan begitu saja tanpa ditanami apa-apa, jelas tidak akan mendapatkan apa-apa. Tapi kalau ditanami meski tidak panen, minimal sisa tanaman kacang hijaunya akan menjadi pupuk. “Wah nek niku nggih pun kersane ngalah. (Kalau itu kita serahkan saja kepada Alloh),” ungkapnya.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kebumen Ir Pudji Rahayu mengatakan, hingga saat ini intensitas hujan masih tergolong tinggi. Masa panen mada MT 2 ini akan berakhir pada Bulan September mendatang. Jika Pada Bulan September hujan masih tinggi tentunya petani tidak dapat menanam palawija. Namun jika hujan sudah mulai mereda, petani dapat menanam Kedelai ataupun kacang hijau. “Kalau hujan masih tinggi jelas tidak berani untuk nenanam palawija,” tegasnya.
    Menurutnya, sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena alam La Nina akan datang mulai Juli 2016. Ini akan berimbas datangnya hujan pada musim kemarau, atau disebut juga dengan kemarau basah. Kendati terdapat hujan namun petani tidak direkomendasikan untuk menanam padi. “Selain menghawatirkan akan hasil panen, penanaman padi secara terus-menerus dalam menyebabkan munculnya hama penyakit, sebab tidak ada pemutus mata rantai hama,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top