• Berita Terkini

    Rabu, 20 Juli 2016

    Jelang Terbang, Visa Haji Baru Terbit 21 Ribu

    JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus dikejar waktu penyelenggaraan ibadah haji musim 2016. Saat ini praktis tinggal tiga pekan jelang pemberangkatan jamaah haji kloter perdana pada 9 Agustus. Meski demikian, penerbitan visa haji oleh pemerintah Arab Saudi tak kunjung tuntas.


    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil mengatakan, Kemenag semula memperkirakan visa haji terbit tepat setelah libur lebaran selesai pekan lalu. Namun, penerbitan visa baru terbit sekitar 21 ribu lembar pada kemarin sore (19/7). Dengan rata-rata jumlah jamaah setiap kloter mencapai 300 orang, berarti visa yang sudah terbit setara dengan 70 kloter. Sementara total jumlah kloter seluruh jamaah sekitar 350 kelompok.


    "Memang masih kurang banyak. Tetapi penerbitan visa haji memang bertahap, " kata Abdul Jamil kemarin. Mantan rektor UIN Walisongo, Semarang, itu berharap seluruh visa jamaah yang terbang pada pekan pertama, sebanyak 45 ribu orang, bisa secepatnya keluar. Dia mengaku baru tenang ketika visa haji untuk sepekan keberangkatan sudah terbit.


    Menurut dia, bentuk fisik visa haji tahun ini benar-benar baru. Berbeda dengan musim haji sebelumnya yang berbentuk stiker dan ditempelkan di paspor jamaah. Sekarang visa haji berwujud lembaran yang bisa dicetak jamaah di manapun dan kapanpun. Dengan catatan pengajuannya sudah disetujui Saudi.


    Kalaupun hilang atau rusak, karena wujudnya lembar kertas, jamaah bisa mencetak ulang. Jamaah juga bisa menyimpan dalam format pdf dan ditunjukkan saat mendarat di Saudi nanti. Jamil mengakui model baru visa haji cukup praktis, karena tidak perlu menempel dan bisa dicetak sendiri di daerah. "Jamaah cukup memasukkan nomor paspor dan nama depan visanya siap dicetak, " tutur dia.


    Di antara asal provinsi jamaah yang sudah keluar visa hajinya adalah di Riau dan DKI Jakarta. Kemarin sore Abdul Jamil menerima informasi tim Kanwil Kemenag DKI Jakarta sudah mulai mencetak visa haji di kantor sendiri. Kemudian diberikan kepada jamaah beserta paspor masing-masing.


    Dia menganggap wajar masyarakat bahkan Kemenag dibuat was-was dengan penerbitan visa haji. Sebab tahun lalu sebagian jamaah ada yang gagal berangkat karena visanya tidak kunjung keluar sampai batas akhir (closing gate) keberangkatan haji. Menurut dia, sistem e-hajj tahun lalu adalah yang perdana diberlakukan, sehingga masih banyak kelemahan. Apalagi Indonesia, negara terbesar pengirim jamaah haji, tahun lalu menjadi pilot project penerapan e-hajj.


    Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umam Wiranu mengatakan, jika merujuk pada time table persiapan haji, jumlah visa yang sudah keluar itu sedikit. "Perlu ada percepatan penerbitan visa haji, "katanya. Meskipun visa itu otoritas pemerintah Saudi, namun Kemenag harus proaktif
     mengupayakannya. Sebab jika seluruh akomodasi haji beres, visa haji keluar.


    Politikus Partai Demokrat itu juga mengatakan Kemenag tidak konsisten memberikan prioritas kepada jamaah berumur atas 70 tahun. Dia menuturkan ketika ada sisa kuota karena pembatalan atau penundaan, tidak otomtasi jamaah haji usia lanjut bisa melunasi.


    Dia menerima laporan ada calon jamaah berusia 78 tahun asal Jakarta yang mengalami permasalahan tersebut. Jamaah itu tidak bisa mengisi kursi kosong, karena sudah lebih dulu diisi oleh calon jamaah lainnya. "Katanya prioritas jamaah manula, kok jadinya cepet-cepetan, " tutur pria asal Purwokerto itu. Dia menuturkan seharusnya Kemenag memiliki sistem antrian calon jamaah standby berdasarkan usia paling tua. (wan/agm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top