• Berita Terkini

    Kamis, 14 April 2016

    2016, Tiga Pasar Direvitalisasi Dianggarkan Rp 21 Miliar

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Tahun 2016 ini tiga pasar yang berada di wilayah kabupaten  berslogan Beriman ini akan direvitalisasi. Tiga pasar tersebut yakni Pasar Bocor Kecamatan Buluspesantren, Pasar Kuwarasan Kecamatan Kuwarasan dan Pasar Candirenggo Kecamatan Ayah.

    Adapun anggaran untuk revitalisasi pasar masing-masing, pasar uKwarasan Rp 10 miliar, Pasar Bocor Rp 10 miliar dan Pasar Candirenggo Rp 1 miliar. “Untuk Pasar Candirenggo dilakukan penambahan bangunan kios, los dan fasilitas kamar mandi,” tutur Kabid Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) Kebumen Drs Sigit Basuki, Rabu (13/4/2016).

    Dijelaskannya, pembangunan pasar akan dilaksanakan mulai Bulan Mei hingga Desember mendatang. Lelang pembangunan tersebut dilaksanakan pada Bulan April. Untuk pasar Bocor luas bangunan mencapai 3.020 meter persegi. Anggaran bangunan Rp 3.613.000 permeter persegi. “Saat ini sudah mulai dilakukan relokasi para pedagang Pasar Bocor. Relokasi pedagang ditempatkan  di lapangan Bocor,” katanya.

    Menurutnya, di Pasar Bocor akan dibangun 65 unit kios, dengan ukuran 3 x 4 meter. Selain itu juga akan dibangun sebanyak 30 loos dengan ukuran 3 x 12 meter.  Nantinya Pasar Bocor juga akan dibangun Ruang klinik dan ruang menyusui (Laktasi), mushola, MCK, area Parkir, area bongkar muatan, tempat sampah dan ruang hijau. “Pasar Bocor mampu menampung 606 pedagang, dan kenaikan omset 40-50 persen,” paparnya.

    Pembanguan pasar kerap kali membuat keributan saat pembagian tempat pedagang. Pembagian loos maupun kios juga kerap dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi.  Menyikapi hal itu, Sigit pun menegaskan,  pembagian kios maupun los nantinya akan dilakukan secara gratis kepada para pedagang. “Kita sudah melakukan pendataan para pedagang, baik yang menempati kios maupun loos,” terangnya.

    Sigit menambahkan, pentingnya manajemen tempat bagi para pedagang. Sehingga meskipun kios sempit namun para pedagang dapat memanfaatkan secara maksimal. Kios dapat digunakan untuk menempatkan sampel barang. Sedangkan barang yang lain ditaruh dirumah atau ditempat lain. Dengan demikian maka para pembeli dapat melihat contoh barang yang terdapat di kios. Dan jika pembeli membeli dengan jumlah banyak maka penjual dapat mengambi di tempat yang digunakan untuk menyimpan barang. “Selama  ini para pedagang masih suka memajang semua barang di kiosnya, padahal itu kurang efisien. Pembeli  adalah raja yang membutuhkan ruang yang nyaman saat membeli barang,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top