SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Mujiono (72), petani asal Desa Ambarwinangun, Kecamatan Ambal, menyesalkan kebijakan tersebut. Menurut Mujiono, masuknya beras impor bisa menjadi ancaman serius bagi petani. Di mana, berdampak kepada rendahnya harga beras yang berpotensi mengurangi pendapatan petani. "Yang jelas, impor beras bisa merusak harga, maka petanilah yang rugi. Saya juga mendengar impor beras ini rawan korupsi," curhat Mujiono, dihadapan pria yang akrab disapa Amran Sulaiman, saat acara Temu Wicara Menteri Pertanian bersama Petani di desa setempat, kemarin.isa lihat sendiri. Lalu, kenapa pemerintah harus mengimpor beras," kata dia dengan nada kecewa.
Mujiono mengaku tahu adanya kebijakan beras impor dari pemberitaan di berbagai media, termasuk televisi. Mujiono juga melontarkan pernyataan yang membuat kaget Menteri Pertanian. "Memang yang impor beras adalah pemerintah, Menteri Perdagangan, temennya bapak kan," tegasnya.
Dengan sabar Amran Sulaiman mendengarkan curhat dari petani tersebut. Ia berjanji untuk terus memperjuangkan adanya pengetatan atas importasi beras. Tentu saja, importasi beras sangat bergantung kepada ketahanan pangan. Ketika swasembada pangan sudah berhasil dinikmati rakyat Indonesia, kata dia, maka importasi beras tidak akan terjadi. "Swasembada harus bisa direalisasi, tentu saja dengan kerja keras," bebernya.
Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian juga mengajak petani di Kabupaten Kebumen untuk segera melakukan tanam kembali setelah panen padi. "Jangan menunggu hari baik, semua hari baik. Jadi jangan menunda-nunda waktu," pintanya.
Bahkan, Amran Sulaiman berjanji akan memberikan insentif kepada petani yang melakukan tanam di awal waktu. Insentif yang diberikan berupa asuransi kepada petani yang mengalami gagal panen. "Kalau ada yang gagal, saya ganti dengan asuransi. Kerugiannya kita ganti," tegasnya.
Termasuk bibit benih, Amran Sulaiman juga akan memberikan bibit benih kepada petani yang tidak menunda-nunda tanam padi.
Sementara itu, Bupati HM Yahya Fuad, membeberkan Kabupaten Kebumen menjadi salah satu daerah penyangga produksi beras di Provinsi Jawa Tengah. Dengan Produksi Padi setiap tahun selalu surplus rata-rata 200.000 Ton Gabah Kering Giling (GKG).
Menurutnya, pola tanam di Kabupaten Kebumen sudah mantap dengan dikeluarkannya SK Bupati tentang Pola Tanam setiap tahun. Sehingga tidak sama dengan kabupaten lain yang setiap saat bisa tanam.(ori)