• Berita Terkini

    Senin, 18 Januari 2016

    Pelaku Bom Sarinah Diduga Warga Tegal

    TEGAL - Salah satu pelaku serangan teroris di Jalan MH Thamrin, Sarinah, Jakarta Pusat, diduga warga RT 02 RW 08 Desa Pegirikan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Dia bernama Dian Juni Kurniadi, 25. Saat didatangi rumahnya kemarin (16/1), kondisi rumah tampak kosong. Kaca di bagian depan rumah bernomor 30 itu tertutup rapat. Begitu pula dengan pintu di bagian depan dan samping. Kondisinya terkunci. Saat beberapa awak media mengetuk pintu rumah tersebut, tidak ada penghuni rumah yang menyahutnya.

    Salah satu warga setempat, Firdaus, 40, menuturkan, orang tua Dian sudah dibawa oleh sejumlah polisi ke Jakarta untuk melakukan tes DNA pada Jumat (15/1) malam sekitar pukul 20.00. Mereka menggunakan dua buah mobil sejenis Avanza. Selain ibu dan ayah Dian, polisi juga membawa adik Dian. "Katanya mau di tes DNA di Jakarta," kata Firdaus.

    Firdaus menjelaskan, orang tua Dian bernama Sutopo, 60, dan Rodiah, 50.  Selama ini, keduanya hanya tinggal bersama adik bungsu Dian yakni Rizki, 19. Adapun Dian, sejak lulus SMK merantau ke Kalimantan dan jarang pulang ke Tegal. "Katanya kerja di Kalimantan, sudah lama, tahunan. Kakak-kakaknya juga kerja di luar kota semua," ujarnya.

    Firdaus mengaku tak menyangka jika Dian merupakan salah satu pelaku yang tewas meledakan diri dalam teror di Jakarta. Hanya saja, Firdaus menyebut sejak bekerja di Kalimantan, Dian berubah menjadi tertutup. Jika pulang ke rumah, Dian tak pernah berbaur dengan warga. "Orangnya tertutup," ucapnya.

    Berdasarkan hasil identifikasi sidik jari yang dilakukan kepolisian, identitas salah satu pelaku bom Sarinah yang tewas dipastikan adalah Dian Juni Kurniadi. Dari keterangan polisi, Dian tewas akibat bom di dekat pos polisi.

    Sementara itu, pasca penangkapakan oleh Densus 88 Antiteror pada Jumat (15/1), rumah terduga teroris yang ditangkap, Ali Mahmudin, 39, di Desa Langgen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal masih dijaga ketat oleh polisi. Sejumlah polisi berpakaian seragam dan preman tampak berjaga-jaga di sekitar rumah. Beberapa di antaranya memegang senjata laras panjang. Selain itu, garis polisi (police line) juga masih terpasang di sekeliling rumah.

    Sekitar pukul 08.00, istri Ali Mahmudin, Rosidah, terlihat mendatangi rumah suaminya tersebut. Kepada wartawan, perempuan yang mengenakan cadar tersebut mengaku terkejut dengan penangkapan sang suami. Saat terjadi penangkapan, Rosidah tidak sedang berada di rumah. "Suami saya hanya pembuat alat-alat perkapalan. Tidak pernah bergabung dengan ISIS maupun teroris," katanya.

    Meski demikian, ibu empat anak ini pun hanya pasrah ketika ?diminta seorang penyidik polisi untuk menandatangani dokumen berita acara penyitaan sejumlah barang bukti saat dilakukan penangkapan. Adapun, barang bukti yang disita di antaranya ?satu bungkus bubuk potasium, satu bungkus gula putih, tiga bungkus bubuk bahan peledak jenis black powder, satu pucuk senapan angin, lima telepon selelur, dan satu buah laptop.

    Sementara itu dari lima orang yang ditangkap pada Jumat sore, tiga orang di antaranya sudah dilepaskan oleh polisi karena dipastikan tidak terkait jaringan teroris. Identitas ketiganya yakni Tasripin alias Ipin, Ratno dan Muhammad Ali Mudin alias Udin.? Densus 88 hanya menahan dua orang yakni ?Ali Mahmudin alias Lulu, 39, dan Fahrudin alias Abu Sahid, 27. Keduanya warga Warungpring, Kabupaten Pemalang. Setelah diperiksa di Mapolres Tegal, mereka langsung dibawa ke Jakarta sekitar pukul 21.30. (yer)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top