• Berita Terkini

    Kamis, 04 Januari 2024

    Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 15 Ton Beras dan 7.500 Mie Mocaf Untuk Warga Sragen

    Penyaluran bantuan pangan di Balai Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten, pada Kamis (4/1/2024).

     

    \KEBUMENEKSPRES.COM, SRAGEN - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan pangan berupa 15 ton beras dan 7.500 mie mocaf kepada warga Kabupaten Sragen.

    Bantuan itu secara simbolis diberikan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana kepada warga di Balai Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, pada Kamis (4/1/2024).

    Dari jumlah bantuan itu, rinciannya adalah sebanyak 10 ton beras dan 5.000 pack mi mocaf dibagikan untuk 1.000 keluarga warga Desa Katelan, Kecamatan Tangen. Sedangkan 5 ton beras dan 2.500 pack mi mocaf untuk 500 keluarga warga Desa Sambi Dhuwur, Kecamatan Tanon. Jadi, setiap keluarga mendapatkan 10 kg beras dan 5 pack mi mocaf.

    Nana menyampaikan, bantuan pangan ini diberikan untuk membantu keluarga miskin. Bantuan diberikan di kedua lokasi tersebut, karena angka kemiskinannya masih cukup tinggi.

    “Jadi kegiatan ini kita peruntukkan bagi masyarakat yang memang membutuhkan. Karena mereka termasuk masyarakat miskin,” tutur Nana.

    Dalam pemberian bantuan itu, Pemprov Jateng sengaja memberikan bahan pangan berupa mi mocaf yang terbuat dari singkong. Tujuannya untuk mengenalkan pangan lokal, supaya masyarakat tidak hanya tergantung dengan beras dan mi dari terigu yang bahan bakunya harus diimpor.

    “Jadi mi mocaf buatan Karanganyar. Ini sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,” tuturnya.

    Program pemberian bantuan pangan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemprov Jateng kepada masyarakat kurang mampu. Kegiatan ini akan dilakukan di seluruh wilayah Jateng yang kantong kemiskinannya tinggi.

    Salah satu penerima bantuan dari Desa Katelan, Muniroh mengaku bersyukur mendapat bantuan pangan dari Pemprov Jateng. Bantuan yang diterima bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga. Apalagi, suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya tidak menentu.

    Alhamdulillah senang sekali. Suami kerja (buruh-red) tani. Per bulan penghasilannya tidak pasti. Apalagi saat musim kemarau kemarin tidak panen,” tuturnya.(*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top