• Berita Terkini

    Minggu, 23 Oktober 2022

    Bupati Kebumen: Kita Butuh Media untuk Alat Koreksi


    YOGYAKARTA (kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto menyampaikan pers dan media masih punya peran penting dalam proses pembangunan. Pers diperlukan untuk mengawal proses pembangunan di Kebumen. 


    Jadi, Bupati berkomitmen pemkab bakal terus menjalin kemitraan dengan pers. Termasuk, mendorong agar pers bisa menjalankan fungsi kontrol dalam setiap kebijakan dan isu-isu yang berkembang di masyarakat


    "Selama ini sinergi antara pemerintah dan pers berjalan cukup sehat, sebagai fungsi kontrol insan pers di Kebumen sudah menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengawal proses pembangunan di Kebumen," ujar Bupati saat hadir pada kegiatan Bimbingan Teknis Kehumasan bagi Jurnalis dan ASN Diskominfo  yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kebumen di Griya Persada Hotel Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/10)


    Selain Bupati, hadir juga Sekda Kebumen Ahmad Ujang Sugiono SH, serta Kepala Diskominfo Kebumen Drs Budhi Suwanto MSi. 


    Bupati menyatakan, pihaknya tidak membatasi insan pers dalam melakukan peliputan. Pihaknya menjamin sebuah kebebasan demokrasi di Kebumen. Bahkan Bupati mempersilakan bila ada kejanggalan dalam setiap program pemerintah untuk diberitakan. "Silakan misalnya ada sesuatu yang dianggap tidak beres dalam pelaksanaan program di pemerintahan ada dugaan penyalahgunaan, silakan diberitakan. Jadi tidak melulu membicarakan yang manis, kalau itu untuk kebaikan Kebumen, kita siap dikoreksi," ucap Bupati.



    Sementara itu, acara Bimtek ini juga menghadirkan dua narasumber yakni Nyarwi Ahmad PhD dan Sihono HT MSi. Adapun materi yang disampaikan oleh Nyarwi Ahmad adalah Komunikasi Publik Pemerintah di Era Digital. Menurut Nyarwi Ahmad yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, media dapat berfungsi sebagai panggung komunikasi publik dan aktor dalam komunikasi publik.


    “Tidak ada persepsi yang sama di tengah masyarakat, maka dari itu media dapat menjadi aktor dalam menjalankan komunikasi publik. Selain itu, di era digital seperti sekarang ini tantangan komunikasi publik cukup beragam,” ujar Nyarwi Ahmad.


    Tantangan yang dimaksud di antaranya komunikasi publik untuk antisipasi hoax dan fake news, antisipasi menguatnya polarisasi politik dan konflik sosial, serta antisipasi munculnya distrust dalam proses penyelenggaraan pemilu.


    Selain itu, menurut Nyarwi Ahmad, dalam komunikasi publik seperti sekarang ini peran konten creator lebih dominan. “Kita perlu melihat dengan cara pandang yang berbeda, baik dari sisi dalam maupun luar tergantung strategi komunikasi yang diambil. Saya berharap kepada jurnalis agar dapat mengimbangi maraknya podcasters, youtubers, dan lainnya,” kata Nyarwi Ahmad.


    Sedangkan penyampaian materi oleh narasumber berikutnya, Sihono, yaitu Mendesain Kemitraan antara Dinas Kominfo Kebumen dan Media. Menurut Sihono yang merupakan founder Wiradesa Group, desain thingking merupakan inovasi berbasis manusia (human centris). Dari inovasi tersebut, terbagi menjadi tiga nilai yaitu empati, kolaborasi, dan eksperimentasi.

    “Berelasi itu memahami, bukan dipahami. Jika ingin relasi itu terjalin baik, maka pihak yang berelasi harus saling memahami satu sama lainnya,” tandas Sihono.(fur)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top