![]() |
WARTONO FOR RADAR KUDUS |
Lumba-lumba ini ditemukan oleh Wartono dan beberapa nelayan lainnya. Setiap pagi mereka mengecek kondisi kapal di pinggir laut. Namun, kemarin pagi ada yang berbeda.
Wartono dan nelayan lainnya menemukan lumba-lumba di pinggir laut. Kondisinya mati. Tapi, ada luka kecil di dekat mulut mamalia itu. Ada bekas darahnya, tapi tidak sampai meluber. Bukan pula luka robek. Di pantai juga tidak ada bekas darah.
Menurut Wartono, luka itu kemungkinan lumba-lumba terkena mata pancing atau benda sejenisnya. Mamalia yang ditemukan nelayan itu panjangnya sekitar tujuh meter. Beratnya kira-kira 50 kilogram dan lebarnya sekitar 60 sentimeter.
Sekitar pukul 07.00 Wartono dibantu seorang warga mengubur lumba-lumba itu. Mamalia yang sering dibuat atraksi itu dikubur di pantai setempat. Lokasinya dipilih yang sekiranya tidak terkena rob.
”Kepercayaan orang sini, ketika menemukan lumba-lumba, paus atau hiu dan kondisinya sudah mati secepatnya dikubur. Katanya bisa malati,” jelasnya.
Padahal di luar Jawa, hiu, paus dan lumba-lumba diburu. Tradisi di desanya justru berbalik. Bahkan, dia sendiri kalau melaut dan ada lumba-lumba berusaha menghindar.
Wartono mengungkapkan, terdamparnya ikan sejenis mamalia sudah biasa terjadi. Beberapa tahun sebelumnya ada anjing laut yang terdampar. Kondisinya juga mati. Warga langsung mengubur hewan itu. (lid/ris)
Menurut Wartono, luka itu kemungkinan lumba-lumba terkena mata pancing atau benda sejenisnya. Mamalia yang ditemukan nelayan itu panjangnya sekitar tujuh meter. Beratnya kira-kira 50 kilogram dan lebarnya sekitar 60 sentimeter.
Sekitar pukul 07.00 Wartono dibantu seorang warga mengubur lumba-lumba itu. Mamalia yang sering dibuat atraksi itu dikubur di pantai setempat. Lokasinya dipilih yang sekiranya tidak terkena rob.
”Kepercayaan orang sini, ketika menemukan lumba-lumba, paus atau hiu dan kondisinya sudah mati secepatnya dikubur. Katanya bisa malati,” jelasnya.
Padahal di luar Jawa, hiu, paus dan lumba-lumba diburu. Tradisi di desanya justru berbalik. Bahkan, dia sendiri kalau melaut dan ada lumba-lumba berusaha menghindar.
Wartono mengungkapkan, terdamparnya ikan sejenis mamalia sudah biasa terjadi. Beberapa tahun sebelumnya ada anjing laut yang terdampar. Kondisinya juga mati. Warga langsung mengubur hewan itu. (lid/ris)
Berita Terbaru :
- Wakil Gubernur Jateng Hadiri Peresmian Renovasi Masjid Baitul Khasan
- "Zahir Mania" dan "Anza Mania" Padati Lapangan Jatimulyo
- Kasus Stunting Kebumen Tertinggi di Gemeksekti
- Sejumlah ASN Struktural Emban Tugas Baru di Jabatan Fungsional
- DBD Merebak di Adimulyo, Warga Diminta Waspada
- Awali Tugas, Dandim Kebumen Bertemu Ulama
- HD Sriyanto Buka Suara Terkait Alasan Mundur dari Jabatan Ketum KONI Kebumen