• Berita Terkini

    Jumat, 12 Januari 2018

    Kapal Dihantam Ombak, Dua ABK Pemalang Hilang


    SULUNG P/ RADAR PEMALANG
    PEMALANG- Dua buah kapal nelayan jenis ukuran 6 GT limbung setelah digulung ombak besar setinggi empat meter di perairan Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kamis (11/1/2018) pagi. Salah satu kapal di antaranya bahkan hancur hingga mengakibatkan dua ABK hilang dan dua lainnya  mengalami luka-luka hingga dilarikan ke rumah sakit.


    Korban yang masih dalam pencarian tersebut diketahui bernama Rapi'in, 60, dan Dulraip, 47. Sementara yang dilarikan ke rumah sakit Prima Medika yakni Sardino, 35, dan Makrodin, 38. Keempat korban tersebut merupakan warga Desa Danasari, Kecamatan Pemalang.

    Hingga siang hari, di sekitar lokasi kejadian, sejumlah nelayan Desa Asemdoyong masih terlihat memberesi bangkai kapal yang hancur berkeping-keping. Mereka mengusunginya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.

    Salah satu saksi mata, Badawi, 50, menuturkan, menuturkan, pada Kamis (11/01) sekitar pukul 04.30 WIB, Kapal Puji Barokah diawaki oleh Kusnoto,Tahari, dan Waryono. Sementara 1 kapal tanpa nama milik Rapii diawaki oleh Rapii, Dulraip, Sardino, dan Makrudin. Mereka berangkat beriringan menuju laut dengan posisi kapal milik Rapii di depan berjarak sekitar 5 meter untuk mengambil jaring di laut (jaring badong).

    Setelah berlayar berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai, kedua kapal diterjang ombak setinggi 4 meter. Kemudian kedua kapal mengalami kebocoran. Kedua kapal berusaha untuk berbelok kembali menuju ke darat, tetapi di saat hendak putar haluan kembali diterjang ombak dan mengakibatkan kapal milik Rapii terbalik dan pecah. Melihat kondisi seperti itu, lanjut Badawi, Kusnoto selaku nahkoda kapal Puji Barokah ikut putar haluan menuju ke darat untuk menyelamatkan diri. ”ABK atas nama Sardino dan Makrudin berhasil menyelamatkan diri sedangkan Rapii dan Dulraip belum ditemukan,” tuturnya.

    Kasat Polairud AKP Sunardi menjelaskan, kecelakaan itu bermula ketika kapal tanpa nama berwarna merah milik korban berangkat beriringan bersama kapal Puji Barokah menuju laut untuk mengambil jaring yang sudah ditebar dari kemarin.

    Namun, setelah berjalan sekitar satu mil dari bibir pantai, kedua kapal tersebut dihantam ombak hingga mengalami kebocoran. ”Kapal yang dinaiki korban berada di depan. Setelah dihantam ombak, kedua kapal mengalami kebocororan lalu kemudian berusaha putar balik. Namun saat hendak putar haluan kapal kembali dihajar ombak, itulah yang membuat kapal milik korban akhirnya pecah dan tenggelam,” ungkap AKP Sunardi.

    Sedangkan kapal satunya, dengan kondisi yang tidak stabil berhasil menepi hingga tertolong warga. Menurut Sunardi, pihaknya sudah mesang imbauan spanduk di setiap TPI untuk tidak melaut mengungat cuaca ekstrem. Termasuk juga masih dipasangnya bendera hitam di dermaga.

    Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencara Daerah Wismo mengutarakan, ombak besar dan badai akan berakhir hingga Februari. Terkait ombak besar kali ini, menurut dia, juga sudah dilaporkan dari BMKG, yang kemudian dia teruskan ke sejumlah pihak yang berkait.

    Sementara itu, untuk pencarian korban hilang akan dikerahkan bersama anggotanya. Dia menduga, arus bawah laut di musim seperti ini kemungkinan besar membawa korban mengarah ke perairan timur, seperti Pekalongan hingga Batang. (sul/rid/fat)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top