BLORA – Usai dilaksanakan berbagai festival dan kirab budaya di kota sate, kini giliran Sedulur sikep atau biasa di panggil wong samin menggelar Festival sedulur Sikep(Samin) di dukuh Blimbing desa Sambongrejo kecamatan Sambong kemarin.
Dalam Festival kali pertama tersebut digelar berbagai acara. Mulai dari lomba mewarnai, lomba keberaksaraan, lomba tumpeng, serasehan dan membatik sepanjang 20 meter.
Dalam Festival kali pertama tersebut digelar berbagai acara. Mulai dari lomba mewarnai, lomba keberaksaraan, lomba tumpeng, serasehan dan membatik sepanjang 20 meter.
Mbah Pramugi, salah satu sesepuh sedulur sikep di dukuh Blimbing desa Sambongrejo kecamatan Sambong mengaku acara ini adalah baru kali pertama. Rencananya akan digelar sepanjang tahun.
Selain itu, juga dilakukan batik secara masal sepanjang 20 meter yang dilakukan sebanyak 20 orang. Mulai dari 5 sedulur sikep, 10 pembatik dari desa setempat dan 5 pembatik dari Nimas Batik Blora. “Motifnya ada buah blimbing, tomat dan Lombok,”ucapnya kemarin.
Hasil motif di kain sepanjang 20 meter tersebut rencananya akan digunakan untuk 10 orang samin di desa setempat. Tiap orang nantinya akan mendapatkan jatah 2 meter. Usai di buat motif, nantinya kain tersebut akan di warnai sendiri oleh sedulur sikep. Sehingga warnanya di sesuaikan dengan keinginan dari wong samin.
“Ini tinggal mewarnai, nanti sedulur yang akan melakukannya,”tambahnya kemarin.
Mbah Pramugi menambahkan, untuk anak-anak anak yang ikut lomba mewarnai sendiri ada sekitar 400-an anak. Dalam acara yang bertema, Pembinaan bahasa turu sedulur sikep sebagai setrategi konservasi budaya tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora Djoko Nugroho, kepala Dintanbunakikan, Kepala BPMPKB, Camat Sambong dan lain sebagainya.(sub)
Selain itu, juga dilakukan batik secara masal sepanjang 20 meter yang dilakukan sebanyak 20 orang. Mulai dari 5 sedulur sikep, 10 pembatik dari desa setempat dan 5 pembatik dari Nimas Batik Blora. “Motifnya ada buah blimbing, tomat dan Lombok,”ucapnya kemarin.
Hasil motif di kain sepanjang 20 meter tersebut rencananya akan digunakan untuk 10 orang samin di desa setempat. Tiap orang nantinya akan mendapatkan jatah 2 meter. Usai di buat motif, nantinya kain tersebut akan di warnai sendiri oleh sedulur sikep. Sehingga warnanya di sesuaikan dengan keinginan dari wong samin.
“Ini tinggal mewarnai, nanti sedulur yang akan melakukannya,”tambahnya kemarin.
Mbah Pramugi menambahkan, untuk anak-anak anak yang ikut lomba mewarnai sendiri ada sekitar 400-an anak. Dalam acara yang bertema, Pembinaan bahasa turu sedulur sikep sebagai setrategi konservasi budaya tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora Djoko Nugroho, kepala Dintanbunakikan, Kepala BPMPKB, Camat Sambong dan lain sebagainya.(sub)
Berita Terbaru :
- Ahmad Luthfi Lepas Penerbangan Perdana Semarang–Karimunjawa
- Gubernur Jateng Diapresiasi Media Lewat Forum Rembug
- Dibully Soal Rob Sayung, Ahmad Luthfi Fokus Kinerja Jangka Pendek dan Panjang
- Warga Nigeria Jadi Penghuni Rutan Kebumen
- PSHT Kebumen Kukuhkan 238 Pendekar Baru
- Perbaikan Jembatan Weton Kulon Ditarget Selesai Akhir 2025
- Bupati Kebumen Tinjau Perbaikan Jalan, Tekankan Pentingnya Kualitas