![]() |
IMAM/EKSPRES |
Saat ditemui Ekspres di rumahnya, Jumat (16/12/2016) sore, Ruhadi terlihat sibuk memberi makan ribuan anak ikan gabusnya. Dengan pakan alami berupa cacing sawah, ikan gabus berumur 3 bulan itupun telah mencapai ukuran panjang 10 centimeter. “Yang berada di kolam ini umurnya sekitar 3 bulan,” tuturnya, sembari menunjukan kolam berdinding terpal itu.
Menurutnya, membuka usaha baru memang tidak mudah. Banyak sekali omongan dari rekan maupun sahabatnya yang sangat pesimis terkait niatnya membudidayakan ikan gabus. Hal ini wajar sebab pemijahan ikan gabus tergolong sangat langka. Kendati kerap mendapatkan pandangan miring, namun tekad Ruhadi telah bulat, ia ingin menunjukkan bahwa ikan gabus dapat dipijah. “Saya memulainya sekitar dua tahun yang lalu, kini saya sudah mempunyai 41 satu ekor induk ikan gabus,” terangnya.
Dijelaskannya, pemijahan ikan gabus tergolong mudah, ikan hanya dipelihara dalam kolam dengan kedalaman sekitar 50 centimeter. Dalam kolam juga harus terdapat tumbuhan hidup yang mengambang. Akan dari tumbuhan akan digunakan oleh ikan gabus untuk meletakkan telur-telurnya. “Kolam juga harus terkena sinar matahari, ini agar ikan sehat dan mau berkembang biak,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, seekor ikan gabus berukuran sedang mampu bertelur sekitar 1.000 butir. Telur akan terus ditunggui oleh induknya hingga menetas. Setelah menetas dua minggu, anak ikan gabus dapat dipisahkan dari induknya. “Untuk bibit ikan gabus harganya Rp 100 rupiah per centimeter. Sehingga seekor bibit ikan berukuran 10 centimeter, harganya mencapai Rp 1.000 perekor,” paparnya.
Ruhadi menambahkan, untuk dapat melakukan pemijahan baiknya indukkan ikan merupakan hasil pemeliharaan sejak kecil. Sebab jika indukkan merupakan hasil tangkapan alam, umumnya akan sulit untuk berkembang biak. “Dari pengalaman saya, indukkan hasil tangkapan menggunakan obat atau pun setrum, tidak mau berkembang biak,” ucapnya. (mam)
Dijelaskannya, pemijahan ikan gabus tergolong mudah, ikan hanya dipelihara dalam kolam dengan kedalaman sekitar 50 centimeter. Dalam kolam juga harus terdapat tumbuhan hidup yang mengambang. Akan dari tumbuhan akan digunakan oleh ikan gabus untuk meletakkan telur-telurnya. “Kolam juga harus terkena sinar matahari, ini agar ikan sehat dan mau berkembang biak,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, seekor ikan gabus berukuran sedang mampu bertelur sekitar 1.000 butir. Telur akan terus ditunggui oleh induknya hingga menetas. Setelah menetas dua minggu, anak ikan gabus dapat dipisahkan dari induknya. “Untuk bibit ikan gabus harganya Rp 100 rupiah per centimeter. Sehingga seekor bibit ikan berukuran 10 centimeter, harganya mencapai Rp 1.000 perekor,” paparnya.
Ruhadi menambahkan, untuk dapat melakukan pemijahan baiknya indukkan ikan merupakan hasil pemeliharaan sejak kecil. Sebab jika indukkan merupakan hasil tangkapan alam, umumnya akan sulit untuk berkembang biak. “Dari pengalaman saya, indukkan hasil tangkapan menggunakan obat atau pun setrum, tidak mau berkembang biak,” ucapnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Truk Versus Sedan di Jalur Kebumen-Banyumas, Dua Luka
- Dandim Purba Sudibyo Ziarah ke Makam Banyak Wide
- Polisi Gerebek Ruko di Kuwarasan, Puluhan Botol Miras Disita
- Bursa Caketum KONI Kebumen Menghangat
- 15 Personel Polres Kebumen Terima Penghargaan
- Wakil Gubernur Jateng Hadiri Peresmian Renovasi Masjid Baitul Khasan
- "Zahir Mania" dan "Anza Mania" Padati Lapangan Jatimulyo