![]() |
SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Dalam sehari, binatang laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa, rata-rata didaratkan 180 ton ubur-ubur dengan harga jual antara Rp 800- Rp 1.000 per kilogram.
Sekretaris II Rukun Nelayan TPI Pasir, Sarno, mengatakan musim ubur-ubur sudah dinikmati nelayan TPI Pasir sejak sepuluh hari terakhir. "Sekali melaut dengan perahu jukung, satu perahu bisa mendaratkan 1,5 ton ubur-ubur," ujar Sarno, Senin (12/10/2015).
Menurut Sarno, ubur-ubur tersebut selanjutnya dijual ke pengepul dengan harga Rp 800 hingga Rp 1.000 per kilogramnya. Sehingga jika pendapatan kotor yang diperoleh bisa mencapai kisaran Rp 800.000 hingga Rp1.500.000. "Bahkan ada nelayan yang sekali melaut dapat Rp 17,5 juta," kata Sarno.
Dalam sehari, kata Sarno, ubur-ubur yang berhasil ditangkap nelayan di TPI setempat rata-rata mencapai 180 ton. Selama ini, jelasnya, ubur-ubur menjadi salah satu komoditas ekspor hasil laut yang dikirim ke beberapa negara di kawasan Asia Timur, seperti Cina, Hongkong, Taiwan dan Jepang. Namun sebelum diekspor, ubur-ubur harus diolah terlebih dahulu.
Minimal butuh waktu hingga sepuluh hari hingga kering. Biasanya kalau untuk ekspor, bisa satu kontainer hingga 1.100 ember, untuk satu ember beratnya bisa mencapai 18 kilogram.
Musim ubur-ubur juga menyerap ratusan tenaga kerja warga pesisir. Mereka bekerja sebagai tenaga cuci, pengupas, pemotong, tenaga ngasin (memberi garam agar awet), dan tenaga angkut. Oleh pengusaha, selanjutnya dikirim ke Surabaya atau Jakarta untuk diproses lagi hingga menjadi komoditi ekspor.
Salah seorang nelayan, Radikin(37) mengatakan bahwa nelayan setempat berlomba-lomba untuk mendapatkan ubur-ubur sebanyak mungkin karena lokasi binatang laut yang dikenal dengan sebutan “jelly fish” itu dapat disekitar perairan selatan Pasir hingga Karangbolong.
Kepala TPI Pasir, Sadimin, mengungkapkan banyaknya tangkapan ubur-ubur oleh nelayan omzet pelelangan atau raman dari pelelangan ubur-ubur di TPI Pasir, mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada awal pekan Oktober saja, raman dari pelelangan ubur-ubur mencapai Rp 1,2 miliar. "Itu per 8 Oktober," ucap Sadimin.
Sedangkan sejak awal tahun 2015, TPI Pasir secara keseluruhan berhasil membukukan raman Rp 14,3 miliar lebih.(ori)
Dalam sehari, kata Sarno, ubur-ubur yang berhasil ditangkap nelayan di TPI setempat rata-rata mencapai 180 ton. Selama ini, jelasnya, ubur-ubur menjadi salah satu komoditas ekspor hasil laut yang dikirim ke beberapa negara di kawasan Asia Timur, seperti Cina, Hongkong, Taiwan dan Jepang. Namun sebelum diekspor, ubur-ubur harus diolah terlebih dahulu.
Minimal butuh waktu hingga sepuluh hari hingga kering. Biasanya kalau untuk ekspor, bisa satu kontainer hingga 1.100 ember, untuk satu ember beratnya bisa mencapai 18 kilogram.
Musim ubur-ubur juga menyerap ratusan tenaga kerja warga pesisir. Mereka bekerja sebagai tenaga cuci, pengupas, pemotong, tenaga ngasin (memberi garam agar awet), dan tenaga angkut. Oleh pengusaha, selanjutnya dikirim ke Surabaya atau Jakarta untuk diproses lagi hingga menjadi komoditi ekspor.
Salah seorang nelayan, Radikin(37) mengatakan bahwa nelayan setempat berlomba-lomba untuk mendapatkan ubur-ubur sebanyak mungkin karena lokasi binatang laut yang dikenal dengan sebutan “jelly fish” itu dapat disekitar perairan selatan Pasir hingga Karangbolong.
Kepala TPI Pasir, Sadimin, mengungkapkan banyaknya tangkapan ubur-ubur oleh nelayan omzet pelelangan atau raman dari pelelangan ubur-ubur di TPI Pasir, mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada awal pekan Oktober saja, raman dari pelelangan ubur-ubur mencapai Rp 1,2 miliar. "Itu per 8 Oktober," ucap Sadimin.
Sedangkan sejak awal tahun 2015, TPI Pasir secara keseluruhan berhasil membukukan raman Rp 14,3 miliar lebih.(ori)
Berita Terbaru :
- Wakil Gubernur Jateng Hadiri Peresmian Renovasi Masjid Baitul Khasan
- "Zahir Mania" dan "Anza Mania" Padati Lapangan Jatimulyo
- Kasus Stunting Kebumen Tertinggi di Gemeksekti
- Sejumlah ASN Struktural Emban Tugas Baru di Jabatan Fungsional
- DBD Merebak di Adimulyo, Warga Diminta Waspada
- Awali Tugas, Dandim Kebumen Bertemu Ulama
- HD Sriyanto Buka Suara Terkait Alasan Mundur dari Jabatan Ketum KONI Kebumen