Sponsor Minta Biaya Pemulangan Rp 110 juta
CILACAP-Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Tuzikin (25) tewas tenggelam di perairan Qing An kota Chanpin Changwa, Taiwan. Saat ini, jenazah Warga RT 4 RW 2 Desa
Banjarreja Kecamatan Nusawungu ini belum bisa dipulangkan. Pasalnya, perusahaan yang memperkerjakan korban meminta biaya pemulangan jenazah hingga Rp 110 juta.
Keluarga Tuzikin yang telah mengetahui kabar duka itu sendiri telah bersiap menunggu kepulangan jenazah. Sejak Rabu (5/8/2015) kemarin, rumah keluarga sudah ramai didatangi kerabat dan tetangga korban untuk melayat. Beberapa kursi juga terlihat disiapkan di pelataran rumah.
Orang tua Tuzikin, Nyaman mengaku kaget mendengar kabar duka yang disampaikan rekan korban di Taiwan. Dari informasi yang didapatkanya, Tuzukin tenggelam di
perairan Qing An pada Minggu (2/8) lalu. Sebelum pergi ke danau, Tuzikin sempat berpamitan kepada temanya sesama TKI.
Bersama kedua temannya, Tazikin menyewa perahu untuk memancing di danau Qing An. Saat di tengah danau, korban bersama temannya tercebur. Dua teman Tuzikin
berhasil menyelamatkan diri. Sementara Tuzikin tenggelam dan sempat hilang. Tim SAR Taiwan yang melakukan pencarian, menemukan jenazah Tuzikin dua hari berikutnya.
"Saya dikabari bahwa anak ke enam saya meninggal karena tenggelam pada Minggu (2/8) kemarin. Tuzikin sudah kerja di Taiwan jadi teknisi selama dua tahun," ungkapnya.
Begitu mendengar kabar itu, kata dia, pihak keluarga langsung mempersiapkan kepulangan jenazah. Namun, pihak sponsor yang memberangkatkan Tuzikin datang ke
rumah meminta biaya pemulangan jenazah. Awalnya, sponsor meminta uang sebesar Rp 110 juta. Mengetahui biaya sebesar itu, keluarga bingung. Belakangan, pihak sponsor menawarkan biaya pemulangan Rp 64 juta.
Tetapi, keluarga tetap tidak mampu membayar biaya pemulangan jenazah. Sponsor beralasan, permintaan biaya itu berasal dari perusahaan tempat Tuzikin bekerja.
"Orang dari sponsor datang Rabu (8/5) pagi, katanya dari Solo. Bila tidak dipulangkan, maka jenazahnya akan segera dikremasi. Sementara istri saya beserta keluarga menginginkan anak saya dikuburkan di kampung halaman," ungkapnya.
Terkait persoalan itu, Kepala Dinsosnakertrans Cilacap Kosasih belum bisa memberikan tanggapan. Wartawan yang mencoba menghubungi hingga Rabu (5/8) malam
melalui pesan singkat dan telepon belum terjawab.(adi/ttg)
CILACAP-Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Tuzikin (25) tewas tenggelam di perairan Qing An kota Chanpin Changwa, Taiwan. Saat ini, jenazah Warga RT 4 RW 2 Desa
Banjarreja Kecamatan Nusawungu ini belum bisa dipulangkan. Pasalnya, perusahaan yang memperkerjakan korban meminta biaya pemulangan jenazah hingga Rp 110 juta.
Keluarga Tuzikin yang telah mengetahui kabar duka itu sendiri telah bersiap menunggu kepulangan jenazah. Sejak Rabu (5/8/2015) kemarin, rumah keluarga sudah ramai didatangi kerabat dan tetangga korban untuk melayat. Beberapa kursi juga terlihat disiapkan di pelataran rumah.
Orang tua Tuzikin, Nyaman mengaku kaget mendengar kabar duka yang disampaikan rekan korban di Taiwan. Dari informasi yang didapatkanya, Tuzukin tenggelam di
perairan Qing An pada Minggu (2/8) lalu. Sebelum pergi ke danau, Tuzikin sempat berpamitan kepada temanya sesama TKI.
Bersama kedua temannya, Tazikin menyewa perahu untuk memancing di danau Qing An. Saat di tengah danau, korban bersama temannya tercebur. Dua teman Tuzikin
berhasil menyelamatkan diri. Sementara Tuzikin tenggelam dan sempat hilang. Tim SAR Taiwan yang melakukan pencarian, menemukan jenazah Tuzikin dua hari berikutnya.
"Saya dikabari bahwa anak ke enam saya meninggal karena tenggelam pada Minggu (2/8) kemarin. Tuzikin sudah kerja di Taiwan jadi teknisi selama dua tahun," ungkapnya.
Begitu mendengar kabar itu, kata dia, pihak keluarga langsung mempersiapkan kepulangan jenazah. Namun, pihak sponsor yang memberangkatkan Tuzikin datang ke
rumah meminta biaya pemulangan jenazah. Awalnya, sponsor meminta uang sebesar Rp 110 juta. Mengetahui biaya sebesar itu, keluarga bingung. Belakangan, pihak sponsor menawarkan biaya pemulangan Rp 64 juta.
Tetapi, keluarga tetap tidak mampu membayar biaya pemulangan jenazah. Sponsor beralasan, permintaan biaya itu berasal dari perusahaan tempat Tuzikin bekerja.
"Orang dari sponsor datang Rabu (8/5) pagi, katanya dari Solo. Bila tidak dipulangkan, maka jenazahnya akan segera dikremasi. Sementara istri saya beserta keluarga menginginkan anak saya dikuburkan di kampung halaman," ungkapnya.
Terkait persoalan itu, Kepala Dinsosnakertrans Cilacap Kosasih belum bisa memberikan tanggapan. Wartawan yang mencoba menghubungi hingga Rabu (5/8) malam
melalui pesan singkat dan telepon belum terjawab.(adi/ttg)