HARYADI/RADMAS |
Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengatakan, perubahan tersebut diambil mempertimbangkan faktor keamanan dan ketertiban operasional kereta api. Stasiun Gumilir kondisinya tidak steril dan juga tidak dilengkapi pintu boarding. Sehingga, tidak memenuhi syarat untuk stasiun penumpang. "Per tanggal 1 Agustus besok, kereta Purwojaya yang berangkat dari Stasiun Cilacap tak lagi berhenti di Stasiun Gumilir saat berangkat," jelasnya.
Selama ini, kata dia, beberapa kali terjadi ada penumpang KA Purwojaya naik dari Gumilir karena untuk menghindari ketatnya boarding di stasiun Cilacap. Biasanya, mereka merupakan penumpang yang tiketnya bermasalah atau membawa barang yang dilarang dalam kereta api. Selain penumpang bermasalah, beberapa kali terjadi pengantar ikut naik kedalam kereta dan terbawa kereta yang berangkat di stasiun Gumilir. Karena tidak steril dan tidak dilengkapi boarding, pengantar bisa ikut menerobos masuk mengantar sampai ke dalam kereta.
"Ini sangat berbahaya, jika pengantar yang terbawa mencoba turun sementara kereta api sudah bergerak berangkat," ujarnya.
Menurutnya, kemungkinan adanya penumpang gelap dengan niat jahat yang mengincar barang milik penumpang juga menjadi pertimbangan serius. Sehingga, langkah untuk tidak lagi memberhentikan KA Purwojaya di stasiun Gumilir tersebut diambil. Perubahan pola pemberhentian KA Purwojaya ini diharapkan akan semakin meningkatkan keamanan, ketertiban dan keselamatan.
Baik bagi para penumpang sendiri maupun pengantar dari kemungkinan terbawa kereta api atau jatuh dari KA karena mencoba turun saat kereta api sudah mulai berangkat. "Seluruh penumpang KA Purwojaya dari kota Cilacap dan sekitarnya, mulai 1 Agustus 2015 harus naik dari stasiun Cilacap. Karena sesuai yang tercetak pada tiket penumpang, stasiun keberangkatan adalah Cilacap. Di stasiun Gumilir kereta api ini tidak berhenti dan akan berjalan langsung," imbuhnya. (adi)
Selama ini, kata dia, beberapa kali terjadi ada penumpang KA Purwojaya naik dari Gumilir karena untuk menghindari ketatnya boarding di stasiun Cilacap. Biasanya, mereka merupakan penumpang yang tiketnya bermasalah atau membawa barang yang dilarang dalam kereta api. Selain penumpang bermasalah, beberapa kali terjadi pengantar ikut naik kedalam kereta dan terbawa kereta yang berangkat di stasiun Gumilir. Karena tidak steril dan tidak dilengkapi boarding, pengantar bisa ikut menerobos masuk mengantar sampai ke dalam kereta.
"Ini sangat berbahaya, jika pengantar yang terbawa mencoba turun sementara kereta api sudah bergerak berangkat," ujarnya.
Menurutnya, kemungkinan adanya penumpang gelap dengan niat jahat yang mengincar barang milik penumpang juga menjadi pertimbangan serius. Sehingga, langkah untuk tidak lagi memberhentikan KA Purwojaya di stasiun Gumilir tersebut diambil. Perubahan pola pemberhentian KA Purwojaya ini diharapkan akan semakin meningkatkan keamanan, ketertiban dan keselamatan.
Baik bagi para penumpang sendiri maupun pengantar dari kemungkinan terbawa kereta api atau jatuh dari KA karena mencoba turun saat kereta api sudah mulai berangkat. "Seluruh penumpang KA Purwojaya dari kota Cilacap dan sekitarnya, mulai 1 Agustus 2015 harus naik dari stasiun Cilacap. Karena sesuai yang tercetak pada tiket penumpang, stasiun keberangkatan adalah Cilacap. Di stasiun Gumilir kereta api ini tidak berhenti dan akan berjalan langsung," imbuhnya. (adi)
Berita Terbaru :
- Jateng Fair 2025 Dibuka, Ahmad Luthfi: Tumbuhkan Perekonomian Baru
- Selamatkan Pesisir Jateng, Ahmad Luthfi: Jangan Hanya Menanam, Mangrove Harus Dirawat
- Pemprov Jateng Target Pekerjaan Hybrid Sea Wall Demak Mulai Oktober 2025
- Target 17 Ribu, Jateng Provinsi Tertinggi Berikan Bantuan RTLH
- Wujudkan Swasembada Garam, BUMD Pemprov Jateng Serap 30 Ribu Ton Produksi Petambak Lokal
- 20 Tahun Hidup di Atas Rob, Warga Berharap Besar dengan Tanggul Laut
- Pemprov Jateng Jalin Kerja Sama dengan Fujian