 |
| RADARSOLO/JPNN |
Selvi tiba ke gedung Graha Saba Buana pukul 08.20 dengan mengendarai kereta kuda bersama kedua orang tuanya Didit Supriyadi dan Sri Partini. Selvi tampak cantik mengenakan kebaya putih dengan riasan khas pengantin adat Jawa. Lipstik merah menyala membuat wajahnya terlihat segar.
Sesaat kemudian, Gibran, Presiden Jokowi, dan keluarga besarnya menyusul dengan berjalan kaki. Pada barisan terdepan terdapat loro blonyo yang diperankan seniman Hari Genduk dan Thingtong. Berikutnya Hari Mulyono, adik ipar Jokowi dan paman Jokowi Setyawan Prasetyo.
Di belakangnya berturut-turut Gibran yang mengenakan beskap berwarna broken white dengan blangkon bermotif batik, Jokowi dan Iriana, disusul dua adik Gibran, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep, yang membawakan maskawin berupa seperangkat alat salat.
Kedatangan rombongan keluarga Jokowi juga diiringi gamelan Corobalen dan deretan pengiring berbusana karnaval Red Batik. "Makna dari loro blonyo, kalau sudah memasuki bahtera kehidupan, apapun godaan, rintangan, cobaan, dan tantangan, maka sebuah keluarga harus selalu tabah dan kuat serta tegar menghadapinya. Sedang Gamelan Corobalen dengan irama yang rancak bermakna bahwa semangat hidupnya harus tetap tinggi," papar budayawan Solo Mufti Raharjo menjelaskan simbol-simbol penyambutan.
Setelah kedua mempelai beserta keluarga berkumpul di gedung Graha Saba Buana, akad nikah yang dipimpin Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banjarsari, Mukhtaroji dimulai tepat pukul 09.00. Selain bertugas menikahkan, Mukhtaroji juga didaulat menjadi wali hakim Selvi mewakili Didit Supriyadi."Saya terima nikah dan jodohnya Selvi Ananda binti Didit Supriyadi untuk saya dengan mas kawin seperangkat alat salat telah saya bayar tunai," ucap Gibran dengan mantap.
Ucapan Gibran itu langsung disahkan para saksi dari pihak mempelai pria, Ahyani selaku ketua RT lingkungan rumah Jokowi dan saksi mempelai perempuan Purboyono yang juga paman Selvi.
Setelah ijab kabul, wajah Gibran yang awalnya tampak fokus dan serius terhapus dengan senyuman. Setelah dinyatan sah, kedua mempelai menandatangani buku nikah. "Pelaksanaan ijab kabul Gibran dan Selvi Alhamdulillah berjalan lancar. Ini berkat doa restu masyarakat Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya," ujar Jokowi lega.
Acara dilanjutkan dengan prosesi upacara adat panggih. Kedua pengantin ditemukan dan diminta melempar"gantal, yakni buntalan daun sirih yang tulang daunnya bertemu. Pengantin pria melempar ke arah dada, sedangkan pengantin perempuan ke arah paha.
Gantal tersebut ada dua jenis, yakni gondang tutur dan gondang asih. Gondang tutur bermakna nasihat dan gondang asih bermakna penuh cinta kasih dan ketentraman.
Ritual dilanjutkan dengan menginjak telur dan membasuh kaki Gibran oleh Selvi sebagai perlambang sang istri siap megabdi pada suami. "Mencucinya pakai air kembang biar harum," jelas budayawan Solo Mufti Raharjo.
Rampung membasuh kaki, disambung dengan ritual"hayingkepi sindur. Kedua mempelai disatukan dalam kain dan berjalan dengan dituntun kedua orang tua. Itu melambangkan kesuburan pengantin. Kemudian Gibran-Selvi melakukan"pangabekten"atau "sungkem"pada kedua orang tuanya. "Ini artinya seorang anak yang sudah membangun keluarga sendiri, tapi tetap harus hormat pada orang tua dan tidak membeda- bedakan," ujar Mufti.
Pada kesempatan tersebut Gibran dan Selvi sempat berfoto dengan sejumlah tokoh nasional, di antaranya Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (edy/din/wa/kim)
