• Berita Terkini

    Senin, 20 Februari 2023

    Belum Puas Stunting di Jateng Berkurang hingga 51 Persen Dalam Empat Tahun, Ganjar akan Lakukan Ini

    SEMARANG - Dalam empat tahun terakhir, angka stunting di Jawa Tengah turun lebih dari setengahnya. Di 2018, angka stunting di Jateng sebesar 24,4 persen dan pada 2022 lalu, hanya tersisa 11,9 persen. Namun capaian itu tak membuat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo puas. Hal itu dikatakan Ganjar setelah melantik jajaran Komisi Informasi Pusat (KPI) Jateng periode 2022 - 2026 di Gedung Gradhika Bhakti Praja di Kota Semarang, Jateng, Senin (20/2/2023).

    “Sebenarnya ini bagian yang mesti kami genjot, karena targetnya Presiden kan cukup tinggi ya. Maka kalau kemudian penurunan stunting yang cukup bagus itu, kami akan gercep agar kami bisa menyelesaikan sesuai dengan target. Tapi saya mau ya harus melampaui target,” katanya di lokasi.

    Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng melakukan intervensi terhadap 17 kabupaten yang mempunyai angka kasus stunting tinggi. Masing-masing Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Blora, Brebes, Cilacap, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Sragen, Wonogiri, Wonosobo, Demak, Grobogan, Kebumen, Klaten, dan Magelang.

    Ganjar melakukan special treatment terhadap daerah tersebut. Special treatment yang dimaksud, misalnya dengan memberikan beras fortifikas, beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro tambahan untuk meningkatkan konsumsi zat besi dan asam folat.

    “Sekarang beras fortifikasi sudah kita bagi, harapan kami itu menjadi treatment yang ada. Kemarin kenapa saya keliling ke beberapa tempat itu, Alhamdulillah sekarang sudah dievaluasi. Khusus untuk stunting, kami minta berapa yang potensi stunting, yang ada ibu mengandung, yang bermasalah, terus kemudian mereka yang gizi buruk, itu jadi satu paket,” kata Ganjar.

    Ganjar berharap, angka stunting di Jateng makin turun melalui berbagai kerja sama dengan stakeholder terkait. Ganjar pun mengajak mahasiswa dan perguruan tinggi untuk turut serta menggenjot upaya ini. “Kawan-kawan dari perguruan tinggi kami harapkan bisa mendampingi melalui KKN tematik atau dengan pengabdian masyarakat,” kata Ganjar.

    Berdasarkan perhitungan elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen. Setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen. Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu. Pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.(rls)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top