• Berita Terkini

    Minggu, 19 Desember 2021

    Warga Miskin Kebumen Capai 10.267 Jiwa, Bupati Tegaskan Kembali Entasakan Kemiskinan Ekstrem


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, mengamini tingginya angka penduduk miskin masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Di tahun 2021 ini, masih ada 8,6 persen atau sebanyak 10.267 jiwa di Kebumen yang masuk kategori miskin.


    Bupati pun kembali menegaskan komitmennya untuk segera mengatasi problem tersebut.


    Hal itu disampaikan Bupati Arif saat mengikuti fokus group diskusi (FGD) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) di Hotel Mexolie, Kebumen, Sabtu (18/12/2021). FGD ini dihadiri Kepala BPS RI Margo Yuwono. Hadir juga kemarin, sejumlah pimpinan OPD di Kebumen.


    "Kita ketahui kemiskinan ekstrem di Kebumen pada 2021 masih 8,6 persen atau sebanyak 10.267 jiwa. Tentu ini menjadi PR bersama bagi kami, agar bagaimana Kebumen bisa cepat keluar dari zona kemiskinan. Dan persoalan kemiskinan menjadi agenda prioritas kami untuk segera cepat ditangani," ujar Bupati.


    Bupati menyebut Kemiskinan ekstrem di Kebumen ada di lima wilayah atau kecamatan, yakni Kecamatan Sempor, Karanggayam, Karangsambung, Sadang dan Alian. Lima kecamatan yang ada di wilayah utara itu, saat ini menjadi fokus utama pemerintah untuk menggencarkan program pembangunan di sana.

    "Ada beberapa program yang sudah kita prioritaskan di wilayah utara, yakni dengan membangunan lagi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), memperluas jaringan listrik di rumah-rumah warga yang belum teraliri, dan kita berikan secara gratis, baik pembuatan jamban, bansos, termasuk pembangunan infrastruktur, berupa jalan dan jembatan," terang Bupati.


    Selain itu, pemerintah juga terus melibatkan masyarakat dalam upaya memajukan desanya. Misalnya munculnya kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Saat ini banyak desa-desa di wilayah utara yang telah mengembangkan desa wisata menjadi lebih maju. Pemerintah juga menyiapkan wisata geologi berupa Geopark Karangsambung.

    "Geopark Karangsambung saat ini sedang proses pembangunan. Tempat itu akan dijadikan laboratorium penelitian geologi dari seluruh Indonesia. Geopark menjadi satu-satunya kekayaan di Kebumen yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain, terutama kabupaten tetangga. Ini sedang kita kembangkan, sebagai tempat wisata sekaligus edukasi," terang Bupati.

    Kebumen saat ini juga masuk dalam 5 kabupaten di Jawa Tengah dalam pilot project pengentasan kemiskinan ekstrem. 


    Bupati menjelaskan yang dimaksud kemiskinan ekstrim ciri-cirinya atau kategorinya adalah mereka yang tidak memiliki penghasilan, lansia, hidup sebatang kara, tidak punya rumah, terkena penyakit, dan tidak punya jaminan kesehatan atau sosial. "Nah nanti itu akan kita asuh, misalnya kalau sebatang kara tidak punya rumah, ya kita buatkan rumah, bedah rumah, berikan jaminan kesehatan, makan setiap hari kita jamin. Kalau dia punya anak tapi benar-benar miskin, anaknya kita tanggung untuk dapat biasiswa sekolah," papar Bupati Arif.

    Bupati mengatakan, pemerintah terus bersinergi dalam program pengentasan kemiskinan ekstrim ini. Langkah yang juga perlu dilakukan adalah pembenahan data jumlah orang miskin di Kebumen agar setiap waktu harus terus diupdate. Karena merekalah nantinya yang berhak menerima bantuan sosial.

     "Tujuannya tentu agar bantuan tidak lagi salah sasaran. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi acuan pemerintah saya sudah minta untuk di upgrade karena ada penerima yang orangnya sudah meninggal, atau pindah tempat, termasuk mereka yang kondisi ekonominya semakin baik," jelas Bupati Arif.


    Sementara itu, Kepala BPS RI Margo Yuwono menambahkan, pengentasan kemiskinan ekstrem adalah program nasional yang diminta Presiden untuk segera ditangani. Saat ini ada 10,86 juta warga miskin ekstrim di Indonesia. Pemerintah menargetkan persoalan itu bisa diatasi pada 2024 mendatang.

    Yuwono menjelaskan, dalam proses penangan kemiskinan, peran kepala daerah sangat penting bagaimana bisa mengarahkan program pemerintahan yang fokus di wilayah kantong kemiskinan. Kolaborasi harus dilakukan baik dari pemerintah pusat, daerah dan juga masyarakat.  

    "Seluruh pimpinan harus turun langsung untuk mempelajari kemiskinan ekstrim seperti apa dan penerapan programnya bagaimana, Harus dengan cara yang berbeda, bukan cara yang biasa, karena kita ingin Indonesia bisa menjadi percontohan bagi negara lain dalam penanganan kemiskinan, Jika ini berhasil maka akan menjadi contoh bagi negara lain, " tandasnya.

    Kepala Bappeda Kabupaten Kebumen, Edi Riyanto mengatakan, pihaknya akan membuat terobosan untuk mengatasi kemiskinan ekstrim dengan lebih terintegrasi dan sistematis. Menurutnya permasalahan yang sering muncul di daerah adalah  keterbatasan sumber daya. "Selama ini penanganan cenderung sporadis dan terkendala regulasi, sedangkan budaya masyarakat kebumen mayoritas 'nrimo' dan malu saat ditanya soal pendapatan, ini perlunya kerja sama dengan pihak terkait untuk bisa saling transfer knowledge bagaimana menilai sosial budaya," ujarnya. (fur)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top