• Berita Terkini

    Selasa, 03 Maret 2020

    Santri MIBS Asah Jiwa Enterpreunership

    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Mengawali Bulan Maret 2020, Santri MIBS Kebumen melaksanakan Enterpreunership. Ini dilakukan dengan berjualan pada momen Car Free Day (CFD) di Alun-alun Kebumen, Minggu (1/2/2020).

    Dalam praktiknya, para santri dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok dibebaskan memilih barang yang akan dijualnya. Beberapa varian yang dijual meliputi aneka jenis makanan dan minuman. Ini diantaranya es lilin dengan beberapa varian, es teh, donuts dan lainnya.

    Ada santri yang memilih membuat produk jualannya sendiri. Namun da pula kelompok yang memilih bekerjasama dengan penyedia jajanan seperti donuts. Kegiatan tersebut diharapkan akan membuat para santri akan lebih kreatif dan tumbuh kemandiriannya.

    Lokasi Pesantren MIBS sendiri berada di dalam pusat Kota Kebumen. Jaraknya hanya hanya sekitar 1,5 km dari Alun-alun Kebumen. Hal tersebut menjadikan kegiatan semakin menarik. Para santri tidak perlu menyewa Grab, Ojek, atau Becak. Mereka hanya butuh jalan kaki sambil membawa barang dagangan. Momentum tersebut menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka. Ini meliputi bagaimana mengelola kebersamaan, kekompakan masing-masing kelompok.

    Begitu sampai di lokasi CFD, masing-masing kelompok langsung bergerak sesuai dengan tugas masing-masing. Tidak ada yang diam, semua bergerak menawarkan barang dagangannya sambil mengelilingi Alun-alun kebumen. Keberanian para santri  pun diuji. Ini meliputi bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat dalam menjajakan dagangannya.

    Kepala SMP-SMA MIBS Kebumen Khamim Mustofa menyampaikan di arena CFD sendiri telah ada ratusan pedagang dengan beraneka ragam dagangannya masing-masing. Bahkan banyak jenis dagangan yang sejenis dengan dagangan yang ditawarkan oleh para santri MIBS Kebumen. Belum lagi bagaimana menghadapi berbagai ragam pribadi masyarakat yang ada di arena CFD.

    “Hal tersebut dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk para santri. Setidaknya ada beberapa pelajaran yang langsung didapatkan. Ini meliputu membuat perencanaan bersama, menjaga kekompakan tim, berani menghadapi resiko, berani melangkah menawarkan barang dagangan dan melakukan promo secara langsung,” tuturnya.

    Ditambahkannya, hingga waktu yang ditentukan yakni pukul 07.00–08.30 WIB, dagangan mereka masih ada yang tersisa. Kendati demikian para santri tetap optimis akan habis. Sebagai solusinya mereka berencana akan menjualnya kepada teman-temannya di pesantren. “Sekecil apapun ini juga merupakan bentuk pembelajaran dalam pemecahan masalah (problem solving). Dimana mereka dituntut untuk mampu mencari solusi yang solutif dari permasalahan yang dihadapi,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top